
Ini Penyebab IHSG Jeblok di Sesi I, Bagaimana Dengan Sesi II?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok cukup dalam pada perdagangan sesi I Jumat (4/11/2022). IHSG drop 0,76% ke 6.980,94 hingga istirahat siang 11.30 WIB. Mayoritas saham juga bergerak melemah siang ini.
Statistik perdagangan mencatat ada 347 saham yang terkoreksi, 159 saham menguat dan 170 saham stagnan. Semalam tiga indeks bursa New York juga memgalami penurunan. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melemah lebih dari 1%.
Pelemahan indeks saham acuan diakibatkan oleh kenaikan imbal hasil (yield) surat utang negara AS seiring dengan pelaku pasar yang terus mencerna kebijakan Fed. Sebenarnya pelaku pasar telah mengantisipasi adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) dalam pertemuan bulan November 2022.
Namun Ketua Fed Jerome Powell mengatakan masih "prematur" untuk membahas jeda kenaikan suku bunga dan bahwa suku bunga terminal kemungkinan akan lebih tinggi dari yang dinyatakan sebelumnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak turun mendekati batas bawah BB terdekat di 6.978.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI turun ke 36,48 yang mencerminkan penguatan tekanan jual.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak tembus EMA 26 dari atas.
Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, IHSG masih berpotensi mengalami koreksi.
(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?