Covid 'Membandel' di China, Harga Minyak Longsor 2%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 04/11/2022 07:00 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia turun 2% pada perdagangan Kamis karena China mempertahankan kebijakan zero Covid. Di sisi lain Kenaikan suku bunga The Fed meningkatkan kekhawatiran resesi global yang akan menghambat permintaan bahan bakar.

Pada perdagangan Kamis (3/11/2022) harga minyak jenis Brent turun 1,7% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$94,55 per barel. Sedangkan jenis light sweet atau West Teas Intermediate anjlok 2% ke US$88,17 per barel.


Kasus Covid-19 di China mencapai level tertinggi dalam dua bulan lebih membuat pemerintah setempat meningkatkan kebijakan ketat untuk mobilitas atau zero-Covid.

China sendiri memiliki prinsip zero-Covid, di mana pengetatan akan dilakukan untuk menekan angka penularan ke level 0 saat ada lonjakan kasus meskipun tidak signifikan. Hal ini membuat ekonomi China kan tumbuh melambat.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 3,2% tahun ini, turun 1,2 poin dari perkiraan April. Padahal pada 2021 ekonomi China mampu tumbuh 8,1%.

Ketika ekonomi melambat, permintaan minyak mentah yang digunakan untuk segala aktivitas seperti untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) atau sumber daya energi berpotensi susut.

China sendiri adalah konsumen utama minyak mentah dunia. Menurut data BP Statistic pada 2021 konsumsi China mencapai 15,4 juta barel per hari atau 16,4% konsumsi dunia. Sehingga permintaan dari China dapat mempengaruhi gerak minyak mentah dunia.

Di sisi lain, Chairmain The Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga masih akan terus berlanjut. Hal ini mendorong dolar dan membuatnya minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

"Minyak sedang berjuang melawan prospek ekonomi global yang melemah dan dolar yang melonjak. Tampaknya pendorong bearish ini tidak akan mereda dalam waktu dekat," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analis OANDA.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)