Investor Cairin Cuan, Harga Minyak Turun 1% Lebih

Market - Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
17 January 2023 09:55
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku pasar mengambil untung di minyak setelah selama sepekan kemarin harganya naik lebih dari 8%.

Pada perdagangan Senin (16/1/12023) harga minyak mentah jenis Brent tercatat US$84,2 per barel, turun 1,3% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate juga anjlok 1,3% menjadi US$78,85 per barel.

Laju kenaikan harga minyak mentah dunia selama lima hari berturut-turut terhenti setelah para pelaku pasar memutuskan "rehat" sejenak dengan mengambil untung.

Padaha sebelumnya harge kedua acuan minyak dunia tersebut melonjak sebesar 8% selama sepekan setelah China, importir minyak terbesar di dunia, melonggarkan kebijakan zero-Covid yang dianggap mengaburkan prospek permintaan dari negeri Panda tersebut.

Impor minyak mentah China tercatat naik 4% pada Desember 2022 dibandingkan dengan 2021. Hal ini Diperkirakan akan terjadi peningkatan mobilitas masyarakat Beijing pada hari libur Imlek di akhir minggu ini dan akan meningkatkan permintaan bahan bakar minyak untuk trasnportasi.

Tingkat lalu lintas di China pun pulih dari posisi terendahnya akibat pembatasan ketat untuk meredam penularan Covid.

"Narasi bahwa pertumbuhan Cina akan menambah permintaan memainkan peran yang sangat besar di sini. Mungkin ada permintaan kembali sebanyak satu juta barel per hari," kata Bart Melek, kepala strategi pasar komoditas di TD Securities.

Sementara itu Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail al-Mazro mengatakan bahwa pasar minyak seimbang.

"Brent sekarang mungkin stabil di kisaran US$85-90, dengan WTI sedikit lebih rendah di sekitar $80-$85," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.

Para pelaku pasar juga menanti rilis laporan bulanan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional (EIA) untuk mengamati dengan seksama indikasi prospek permintaan dan pasokan global.

Investor juga akan mengawasi Forum Ekonomi Dunia di Davos, yang dibuka pada hari Senin, dan pertemuan Bank of Japan minggu ini untuk menentukan apakah akan mempertahankan kebijakan stimulusnya yang sangat besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Covid-19 Serang China Lagi, Harga Minyak Dunia Merosot 1%


(ras/ras)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading