Ancaman Kegelapan Dunia! Begini Arah Kebijakan Terbaru BI
Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan arah kebijakan bank sentral tetap sama di tengah ketidakpastian ekonomi dunia yang menebar ancaman resesi ke sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia.
Perry Warjiyo, Anggota KSSK sekaligus Gubernur Bank Indonesia (BI) mengemukakan, arah kebijakan bank sentral ke depan tetap sama, yakni menjaga stabilitas di tengah dinamika perekonomian global.
"Kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi, pro stabilitas termasuk penahan kejutan dari dampak ketidakpastian global," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (3/11/2022).
Perry menegaskan, bank sentral akan tetap menggunakan instrumen kebijakan lainnya seperti digitalisasi, pendalaman pasar keuangan, hingga inklusi keuangan yang diarahkan untuk pemulihan perekonomian nasional.
"Sejalan dengan kebijakan tersebut sejak Agustus 2022, BI telah menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 125 bps menjadi 4,75%," jelasnya.
BI menegaskan, keputusan untuk mengerek bunga acuan lebih dulu bukan tanpa alasan. Perry mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang diperkirakan akan semakin tinggi imbas dari kenaikan harga BBM.
"Keputusan ini juga untuk memperkuat stabilitas nilai tukar agar sejalan dengan nilai fundamentalnya di tengah menguatnya US$ dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," tegasnya.
(cha/cha)