RI Butuh Investasi US$ 600 Miliar untuk Infrastruktur Hijau

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
02 November 2022 10:18
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)
Foto: Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan sektor infrastruktur hijau Indonesia membutuhkan investasi hingga US$ 600 miliar atau sebesar Rp 9,36 triliun.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti dalam Mandiri Sustainability Forum 2022, Rabu (2/11/2022).

Menurut Destry, Indonesia memiliki banyak proyek dan kegiatan yang membutuhkan pembiayaan berkelanjutan. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi sumber daya terbarukan yang cukup berlimpah.

"Ini teridentifikasi dari 4.400 sungai yang dapat menyediakan 24 gigawatts listrik, tenaga angin dengan potensi 100 megawatt, geothermal dengan potensi pada 23 titik hingga 79 gigawatts dan potensi besar penerapan pembangkit listrik tenaga surya," papar Destry.

Tidak hanya itu, mengutip data Kemenko Maritim dan Investasi, pengembangan ekosistem kendaran listrik memerlukan investasi sebesar US$ 35 miliar dalam 5-10 tahun ke depan. Biaya ini termasuk pengembangan ekosistem kendaraan dan baterai lithium.

Destry menegaskan bahwa ini semua sangat berpotensi bagi ekonomi Indonesia ke depannya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Laporkan Posisi Investasi Internasional RI Melorot di Q3

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular