CPO Turun 2,78% Seminggu, Naik 2,83% Kurang Dari Sehari!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melesat di sesi awal perdagangan Senin (31/10/2022), setelah di sepanjang pekan lalu melemah 2,78%.
Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 2,83% ke MYR 4.102/ton pada pukul 09:46 WIB.
Minyak sawit berjangka Malaysia pada Jumat (28/10) berakhir ambles 3,86% menjadi MYR 3.997/ton (US$ 844,7/ton) dan menjadi penurunan terbesar sejak 29 September 2022. Bahkan, di sepanjang pekan lalu harga CPO terkoreksi 2,78% secara point-to-point/ptp.
Terkoreksinya harga CPO diprediksi tertekan oleh harga minyak nabati yang juga melemah. Laju harga CPO kerap dipengaruhi oleh naik dan turunnya harga minyak saingan, sebab mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar.
"Minyak mentah dunia yang lebih rendah dan minyak kedelai yang terkoreksi di Chicago Board of Trade (CBOT) dan di Dalian sudah cukup membuat pasr sawit menjadi merah tua," tutur Pendiri Palm Oil Analytics Sathia Varqa dikutip Reuters.
Harga minyak kedelai di Dalian berakhir anjlok 3,74%, sedangkan harga minyak kedelai di CBOT turun 0,68% pada Jumat (28/10) pekan lalu.
Hal serupa terjadi pada harga minyak mentah Brent tercatat US$95,77 per barel, turun 1,23% dari posisi sebelumnya. Sedangkan jenislight sweetatau West Texas Intermediate (WTI) harganya turun 1,32% menjadi US$87,9 per barel.
Melemahnya harga minyak mentah dunia disebabkan oleh diberlakukannya kembali pembatasan dalam upaya untuk menekan penularan virus Corona yang kian meningkat. Infeksi baru Covid-19 di China tercatat 1.506 kasus pada 27 Oktober 2022. Angka tersebut naik dari 1.264 kasus baru pada hari sebelumnya.
China sendiri memiliki prinsipZero Covid, di mana pengetatan akan dilakukan untuk menekan angka penularan ke level 0 saat ada lonjakan kasus meskipun tidak signifikan. Hal ini membuat ekonomi China kan tumbuh melambat. Sehingga permintaan akan komoditas pun menurun, termasuk minyak mentah dunia.
Maka dari itu, ketika harga minyak mentah dunia terkoreksi membuat CPO menjadi kurang menarik untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif biofuel.
Sementara dari Tanah Air, pemerintah Indonesia berencana untuk menaikkan harga referensi CPO untuk periode 1-15 November 2022 menjadi US$ 770,88/ton dari harga referensi saat ini di US$ 713,89/ton.
Harga referensi yang direncanakan akan menempatkan pajak ekspor untuk periode tersebut pada $18 per ton, naik dari $3 saat ini.
Jika harga referensi di naikkan, tentu akan memberikan keuntungan bagi eksportir CPO dan harapannya dapat meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)