Kabar Emiten Terkini, Cuan Bakrie Hingga Kasus Indosurya!

teti purwanti, CNBC Indonesia
31 October 2022 07:10
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,5% di 7.056,04 pada perdagangan Jumat (28/10/2022). IHSG dibuka di 7.043,98 dan sempat tembus 7.100 dengan posisi tertinggi intraday di 7.100,81. Namun setelah itu IHSG mengalami penurunan apresiasi.

Mayoritas saham mengalami kenaikan hari ini. Statistik perdagangan mencatat ada 348 saham drop, 184 saham naik dan 260 saham stagnan.
IHSG ditutup menguat 0,68% di 7.091,76 dan konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan dibuka kemarin.

Lalu bagaimana IHSG pada akhir Oktober ini? Sebelum memulai perdagangan, yuk simak kabar emiten berikut ini:



Sido Muncul Bagi Dividen Rp 405 Miliar, Simak Jadwalnya!

Emiten PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bakal membagikan dividen interim senilai Rp 405 miliar atau Rp 13,5 per saham.
Pembagian dividen SIDO ini berdasarkan keputusan direksi tanggal 27 Oktober 2022 dan persetujuan dewan komisaris berdasarkan keputusan dalam rapat dewan komisaris tanggal 18 Oktober 2022.

"Perseroan akan melaksanakan pembagian dividen interim tunai sebesar Rp 13,5 per saham untuk tahun buku 2022 (periode 1 Januari 2022 sampai dengan 30 Juni 2022)," berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/10/2022).

Data keuangan Sido Muncul per 30 Juni 2022 yang mendasari pembagian dividen adalah laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 445,59 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 765,86 miliar, dan total ekuitas Rp 3,24 triliun.

Adapun jadwal pembagian dividen interim SIDO, yakni cum dividen di pasar reguler dan negosiasi tanggal 7 November 2022, ex dividen di pasar reguler dan negosiasi 8 November, cum dividen di pasar tunai 9 November, ex dividen di pasar tunai 10 November, recording date 9 November, dan pembayaran dividen 18 November.

Pengumuman, Emiten Emas Bakrie Cuan US$ 6,4 Juta!

Emiten tambang Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) membukukan kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 5% dari US$ 6,1 juta di 9M 2021 menjadi US$ 6,4 juta di 9M 2022.

Pendapatan BRMS dari penjualan emasnya juga meningkat sebesar 28% dari US$ 5,6 juta di 9M 2021 menjadi $ 7,2 juta di 9M 2022.
Terlepas dari tren penurunan harga jual emas, BRMS berhasil meningkatkan produksi emasnya di Q3 2022. Hal ini memungkinkan BRMS untuk meningkatkan Pendapatan Perusahaan dari penjualan emasnya di tahun ini dari tahun lalu.

BRMS melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM), berhasil meningkatkan produksi emasnya sebesar 26% di tahun ini dari tahun lalu. Produksi emas CPM naik dari 98 kg di 9M 2021 menjadi 124 kg di 9M 2022.

Pasca penyelesaian konstruksi pabrik emas yang ke 2 di Palu, CPM menarik pinjaman sebesar US$ 51 juta dari Fasilitas Kredit Investasi Refinancing dari BNI pada bulan September 2022.

Pinjaman baru dari BNI tersebut digunakan untuk pelunasan pinjaman sebesar US$ 30 juta dari PT Adiprotek Envirodunia (Adiprotek) di Q4 2022 dan untuk kebutuhan modal kerja dan infrastruktur pendukung (US$ 21 juta) terkait pengoperasian pabrik emas ke 2 di Palu. Oleh karenanya di Q4 2022 pinjaman sebesar US$ 30 juta dari Adiprotek akan dilunasi.

Agus Projosasmito, Direktur Utama & CEO dari BRMS, mengatakan, "Terlepas dari penurunan harga jual emas, kami berhasil meningkatkan produksi emas Perusahaan di Q3 2022.

Oleh karenanya, Pendapatan dari penjualan emas tetap mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Dengan telah diselesaikannya pembangunan pabrik emas kedua kami di Palu, kami berharap untuk dapat meningkatkan produksi emas kami secara bertahap, dimulai pada Q4 2022," ungkapnya seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (28/10/2022).

Kuartal III, Laba Bank Jatim Tumbuh Tipis 1,51% ke Rp 1,2 T

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) mencatatkan kenaikan laba bersih 1,51% secara tahunan (Year on year/yoy) atau sebesar Rp 1,2 triliun serta aset yang tercatat sebesar 98,48 triliun.

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, total kredit tumbuh secara keseluruhan sebesar 6,83% (YoY) per September 2022. Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang growth tertinggi yang naik sebesar 19,07% (YoY) atau tercatat Rp 5,73 triliun di September 2022.

Hal yang sama juga berlaku pada portofolio kredit Komersial yang mengalami peningkatan sebesar 5,89% atau tercatat Rp 11,75 triliun. Portofolio kredit di sektor konsumsi tak luput dari peningkatan signifikan dimana tumbuh sebesar 5,05% atau tercatat Rp 28,50 triliun.

"Pertumbuhan penyaluran kredit Bank Jatim terjadi di seluruh segmen. Hal tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor," ujarnya saat konferensi pers di Ritz Carlton Pasifik Place, Jumat (28/10/2022).

Pertumbuhan penyaluran kredit perseroan juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman dimana rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,76% pada triwulan III Tahun 2022. Angka ini berbanding 6,9% di tahun sebelumnya (YoY). Sedangkan Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim juga ikut melandai di angka 3,72%, berbanding 4,4% di tahun sebelumnya (YoY).

"Penurunan rasio NPL dan LAR tersebut mengindikasikan semakin sehatnya kualitas kredit Bank Jatim. Pergerakan ini linier dengan kondisi perekonomian Nasional yang semakin baik akibat adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi," tuturnya.

Sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit dan kualitas pinjaman yang memiliki performa positif, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Net Interest Income (NII) di Triwulan III tahun 2022 yang naik sebesar 8,57% (Yoy) atau tercatat Rp 3,66 triliun. Sementara itu, biaya provisi menurun sebesar 10,72% (YoY) atau tercatat Rp 318 miliar.

Sedangkan komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode September 2022 antara lain, Return On Asset (ROA) sebesar 2,02%, Return on Eguity (ROE) sebesar 15,85% dan Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,17%.

5 Emiten Bank Raksasa Rilis Kinerja, Siapa Yang Paling Cuan?

Sejumlah emiten perbankan telah merilis laporan keuangan pada kuartal III tahun 2022. Rata-rata perbankan nasional Indonesia mencatat pertumbuhan laba bersih yang positif di angka double digit.

1. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

BNI membukukan kenaikan laba bersih tertinggi, dengan kenaikan sebesar 76,8% secara tahunan (yoy) hingga kuartal III senilai Rp 13,7 triliun. Pencapaian itu diperoleh manajemen menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif.

Sementara penyaluran kredit perusahaan sebesar Rp 622,6 miliar pada segmen risiko rendah, debitur top tier, serta regional champion, diharapkan berdampak ke kualitas kredit BNI untuk jangka panjang. Kredit juga didorong korporasi swasta, segmen komersial, dan segmen kecil.

Mengutip lama resmi BNI, suku bunga kredit atau lending rate per 30 September 2022 untuk kredit konsumsi, yaitu KPR sebesar 7,25% per tahun, sedang konsumsi non KPR sebesar 8,75% per tahun.Sementara itu, kredit korporasi sebesar 8% dan kredit ritel 8,25%.

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, Laba bersih BNI sudah melampaui capaian di tahun 2021. Adapun, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu laba bersih bank berkode emiten BMRI ini sudah tumbuh 59,4% secara year on year (YoY) menembus Rp 30,7 triliun. Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Hasilnya, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sampai dengan akhir September 2022 berhasil tumbuh 14,28% secara YoY mencapai Rp 1.167,51 triliun. Pertumbuhan kredit jauh di atas pertumbuhan industri pada September 2022 sebesar 11% YoY. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaedi, menilai peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid.

Kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2% YoY menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022. Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 23,28% atau naik 822 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga solid di level 5,42%.

Sedangkan total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh positif 12,13% YoY dari Rp 1.213,99 triliun di kuartal III 2021 menjadi Rp 1.361,30 triliun di akhir kuartal III 2022 yang diitopang oleh peningkatan dana tabungan yang naik 15,1% YoY menjadi Rp 533 triliun secara konsolidasi.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 2,3% per September 2022. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1% atau telah turun sebesar 80 basis poin (bps).

3. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)

BSI mencatat kenaikan laba bersih sebesar 42% secara tahunan (year On year/yoy) mencapai Rp 3,21 triliun pada kuartal III tahun ini. Capaian laba bersih tersebut didorong oleh total pembiayaan yang tumbuh 22,35%, yaitu menjadi Rp 199,82 triliun.

Kontribusi pembiayaan terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32%, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81% dan pembiayaan gadai naik 30,15%. Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat sehat. Hal itu tercermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59%.

BSI juga membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 245,18 triliun, atau tumbuh 11,86% pada periode yang sama. Pertumbuhan DPK berasal dari produk tabungan wadiah yang menjadi salah satu produk yang paling diminati masyarakat.

Pencapaian kinerja yang solid ini juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan. Sehingga berdampak pada kualitas aset yang bertumbuh sebesar 11,53% secara yoy menjadi Rp 280 triliun, Return of Equity (ROE) tumbuh sebesar 17,44%. Serta effisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56%.

4. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

BCA mencatat laba bersih mencapai Rp 29 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2022, atau naik 24,8%. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan total kredit sebesar 12,6% secara tahunan (YoY) per September 2022. Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 15,1% YoY, ditopang oleh tingginya frekuensi transaksi dan peningkatan basis nasabah.

Pertumbuhan kredit BCA terjadi di seluruh segmen sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai sektor ekonomi. Kredit korporasi meningkat 13,4% secara tahunan (YoY) mencapai Rp 306,1 triliun di September 2022.

Sedangkan kredit komersial dan UKM naik 12,6% YoY mencapai Rp 203,5 triliun. KPR tumbuh 10,4% YoY menjadi Rp 105,0 triliun, dan KKB naik 9,2% YoY menjadi Rp 43,8 triliun.

Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,8% YoY menjadi Rp 13 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 10,4% YoY menjadi Rp 165 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12,6% YoY menjadi Rp 682 triliun.

Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 18,6% YoY menjadi Rp 172,7 triliun per September 2022, atau berkontribusi hingga 25,1% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Kongsi Anthoni Salim Membuat Laba DCI Indonesia Lompat 47%

Emiten milik Toto Sugiri dan Anthoni Salim PT DCI Indonesia Tbk (DCII) membukukan kenaikan laba bersih 47% secara tahunan menjadi Rp 253,99 miliar pada kuartal tiga tahun ini. Kenaikan tersebut tak lepas dari moncernya top line perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan, Jumat (28/10/2022), DCII membukukan pendapatan Rp 747,09 miliar. Angka ini naik 23,09% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 606,95 miliar.

Sementara, beban pokok pendapatan naik 18% secara tahunan menjadi Rp 323,27 miliar. Alhasil, lebih rendahnya pertumbuhan beban pokok ini membuat DCII mencatat kenaikan laba kotor 27,22% secara tahunan menjadi Rp 423,82 miliar.

Jika ditelisik lebih lanjut, porsi beban pokok terhadap pendapatan DCII mengecil. Di kuartal III-2022, porsinya sebesar 43%. Sedang di kuartal III-2021, porsinya 45%.

DCII memang mencatat beban lain seperti beban pemasaran. Namun, nilainya tidak signifikan. Beban pemasaran misalnya. Meski naik, tapi angkanya hanya Rp 947 juta dari sebelumnya Rp 753 juta.

Alhasil, laba usaha lompat 27,96% secara tahunan menjadi Rp 368,35 miliar. Kenaikan ini yang turut membuat laba bersih DCII melesat.

Toto Sugiri adalah pendiri DCI Indonesia. Dalam perjalanan karirnya, dia melihat kesempatan sekali dalam seumur hidup. Saat itu tahun 2011, pengggunaan internet dan website di Indonesia sedang booming. Untuk memastikan keamanan data, pemerintah merancang undang-undang yang mewajibkan informasi online disimpan di Indonesia daripada di luar negeri. Itu berarti kebutuhan besar terhadap pusat data lokal.

Toto Sugiri bersama enam mitra mendirikan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), perusahaan data center yang menjadi pemimpin di Indonesia dengan lebih dari 200 klien.

Pada 6 Januari 2021, DCII resmi go public dengan harga IPO Rp420 per saham. Barulah pada akhir Mei 2021, Anthoni Salim membeli 192,74 juta saham DCII senilai Rp 1 triliun. Masuknya Anthoni Salim sekaligus mengukuhkan kerjasama strategis untuk mengembangkan DCII.

Ini 4 Direksi Baru Jamkrindo Pilihan Erick Thohir

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau Indonesia Financial Group (IFG) selaku pemegang saham PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) pada Kamis, 27 Oktober 2022, melakukan perubahan susunan jajaran Komisaris dan Direksi di PT Jamkrindo.

Sebagaimana tertuang dalam Salinan Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Selaku Para Pemegang Saham PT Jaminan Kredit Indonesia Nomor: SK-243/MBU/10/2022 dan Nomor: 013/KepSir-PS/BPUI/X/2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT Jaminan Kredit Indonesia, Bapak Krisna Wijaya menggantikan Bapak Sri Mulyanto sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PT Jamkrindo.

Dengan demikian, susunan jajaran Komisaris PT Jamkrindo yang terbaru sebagai berikut:

a. Krisna Wijaya: Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
b. Hernita Alius: Komisaris
c. Desty Arlaini: Komisaris
d. M. Muchlas Rowi: Komisaris
e. Ari Wahyuni: Komisaris

Selain perubahan Susunan jajaran Komisaris, para pemegang saham juga melakukan perubahan pada susunan jajaran Direksi PT Jamkrindo.

Sebagaimana tertuang dalam Salinan Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Selaku Para Pemegang Saham PT Jaminan Kredit Indonesia Nomor: SK-244/MBU/10/2022 dan Nomor: 014/KepSir-PS/BPUI/X/2022 tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PT Jaminan Kredit Indonesia, para Pemegang saham mengangkat Bapak Hendro Padmono sebagai Direktur Utama menggantikan Bapak Putrama Wahju Setyawan, Bapak Henry Panjaitan sebagai Direktur Bisnis Penjaminan menggantikan Bapak Suwarsito dan Bapak Achmad Ivan Sutrisna Sebagai Direktur Manajemen SDM, Umum dan Kepatuhan menggantikan Bapak Sulis Usdoko, dan mengangkat Bapak Abdul Bari sebagai Direktur Kelembagaan dan Layanan.

Adapun Bapak Suwarsito beralih penugasannya, semula Direktur Bisnis Penjaminan menjadi Direktur Keuangan, Investasi, dan Manajemen Risiko menggantikan Bapak I. Rusdonobanu.

Dengan demikian, susunan jajaran Direksi PT Jamkrindo yang terbaru sebagai berikut:

Hendro Padmono : Direktur Utama
Henry Panjaitan : Direktur Bisnis Penjaminan
Kadar Wisnuwarman: Direktur Operasional dan Jaringan
Abdul Bari: Direktur Kelembagaan dan Layanan
Achmad Ivan Sutrisna: Direktur Manajemen SDM, Umum dan Kepatuhan
Suwarsito: Direktur Keuangan, Investasi dan Manajemen Risiko

Jual Makanan Kemasan, Emiten Sudhamek Untung Rp 278,3 Miliar

Makanan kemasan jadi kontributor terbesar emiten konsumer milik pengusaha Sudhamek, PT Garudafood Putra Putri Tbk (GOOD) mencapai 87,8% dari penjualan Rp 7,82 triliun. Penjualan tersebut tumbuh 22,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,36 triliun.

Sedangkan untuk kategori minuman mengalami pertumbuhan sebesar 12,3%. Penjualan domestik Perseroan naik sebesar 23,4% sementara di pasar ekspor naik 17,4% dari tahun sebelumnya.

Perseroan membukukan pendapatan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 278,3 miliar meningkat sebesar Rp 97,5 miliar (53,92%) dari YTD 2Q2022 yang sebesar Rp 180,8 miliar.

Paulus Tedjo Sutikno, Direktur GOOD optimis kinerja penjualan dan laba mampu tumbuh lebih baik hingga akhir tahun dengan melihat tren permintaan barang yang semakin meningkat di masyarakat meskipun diterpa tantangan kenaikan harga komoditas bahan baku, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kenaikan tingkat suku bunga bank dan inflasi yang terjadi saat ini.

Paulus juga tidak memungkiri adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah per September 2022 otomatis berdampak pada peningkatan biaya logistik sehingga marjin perseroan terkoreksi.

"Untuk menyiasati kondisi tersebut Perseroan melakukan berbagai strategi bisnis di antaranya meluncurkan produk baru untuk menjaga momentum pertumbuhan penjualan dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi di semua lini operasional Perseroan. Sedangkan untuk penjualan daring, Garudafood bekerja sama dengan marketplace untuk menggarap B2B dan B2C channel yang lebih luas," jelas Paulus dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2022).

Total liabilitas Perseroan pada 30 September 2022 tercatat turun dari Rp3.736 miliar menjadi Rp3.597 miliar atau turun 3,7%. Sementara Perseroan juga membukukan ekuitas sebesar Rp3.173 miliar, total aset sebesar Rp6.771 miliar serta memiliki kas dan setara kas lebih dari Rp600 miliar di akhir 30 September 2022.

'Beban' Indosat (ISAT) Berat, Laba Anjlok 36% Jadi Rp 3 T

Emiten telekomunikasi dan seluler PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) membukukan laba bersih Rp 3,69 triliun di kuartal ketiga tahun ini. Perolehan itu turun 36,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 5,8 triliun.

Selama periode itu, ISAT sejatinya mencatat pendapatan konsolidasi Rp 34,53 triliun. Berdasarkan keterangan perusahaan, Jumat (28/10/2022),
Nilai ini melesat 49,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 23,95 triliun.

Meski positif ISAT membukukan kenaikan beban yang signifikan. Kenaikannya bahkan mencapai 77,8% secara tahunan menjadi Rp 26,63 triliun.
Alhasil, laba operasi ISAT tercatat Rp 7,89 triliun, turun 2,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 8,08 triliun. Pada saat yang sama, beban lain-lain IST juga lompoat 44,9% secara tahunan menjadi Rp 3,12 triliun.

Postur keuangan yang seperti itu yang pada akhirnya menekan penjualan.

Erick Thohir Larang Garuda Gabung InJourney, Ini Alasannya!

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Garuda Indonesia untuk kuat dan berkembang secara size sebelum bergabung ke PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.

"Saat ini Garuda masih di langkah kedua usai penyehatan. Kalau sudah sehat selanjutnya harus besar dahulu, jumlah pesawat bertambah baru bersinergi dengan InJourney," kata Erick kepada media Jumat (28/10/2022).

InJourney merupakan induk dari Holding BUMN Pariwisata dan Aviasi. Holding tersebut terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Sebelumnya, Garuda Indonesia tidak bisa bergabung karena masalah keuangan. Meski begitu, sebelumnya ditargetkan penggabungan Garuda Indonesia ke InJourney pada 2023.

Selain penyehatan Garuda Indonesia, BUMN juga tengah melakukan konsolidasi hotel-hotel milik BUMN yang berjumlah hingga 103. Rencananya hotel-hotel tersebut akan tergabung ke InJourney.

"Namun ke depan hotel-hotel ini bukan hanya renovasi namun bisa jadi ekosistem dan UMKM bisa menyediakan kebutuhannya," ungkap Erick.

Pada tahap pertama, setidaknya akan masuk 23 hotel ke InJourney, dan pada tahap kedua 40 hotel.

Terhimpit Gaji, Emiten Kapal Wintermar (WINS) Rugi

Emiten kapal PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) mencatatkan rugi bersih yang dapat teratribusikan kepada pemegang saham sebesar US$ 2,1 juta untuk 9M2022 dibandingkan dengan rugi sebesar US$0,1 juta pada 9M2021.

Hal ini disebabkan oleh penjualan kapal selama kuartal tersebut yang mengakibatkan kerugian penjualan aset tetap sebesar US$2,6 juta. EBITDA untuk 9M2022 adalah US$9,8juta, -4%YOY dibandingkan dengan 9M2021.

Sementara itu, total pendapatan WINS pada 9 bulan tahun 2022 melonjak 38%(YOY) menjadi US$ 41,6 juta. Sementara laba kotor tumbuh 29% (YOY) menjadi US$ 5,3juta.

"Peningkatan pendapatan Kapal Milik dan kontribusi yang kuat dari Divisi Chartering menghasilkan kinerja yang lebih baik di 3Q2022," ungkap Pek Swan Layanto, Investor Relations WINS, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/10/2022).

Selama 3Q2022, beberapa kapal mid dan high tier perusahaan mulai beroperasi untuk proyek-proyek di Indonesia dan Brunei. Hal ini berkontribusi pada peningkatan utilisasi armada di 3Q2022 menjadi 76% dibandingkan 70% untuk 2Q2022 dan hanya 61% di 1Q2022.

Pendapatan kapal milik untuk 3Q2022 tumbuh sebesar 24,3% QOQ, sementara beban langsung hanya naik 13,3%QOQ, sehingga menghasilkan margin kotor yang lebih tinggi sebesar 18,1% di 3Q2022 dibandingkan 10,1% di 2Q2022.

Divisi ini mencatat laba kotor sebesar US$ 1,77 juta untuk 3Q2022 yang meningkat 122,4% QOQ dibandingkan dengan 2Q2022. Untuk 9M2022, total biaya langsung Kapal Milik naik 3% terhadap penurunan pendapatan sebesar 1%, menyebabkan penurunan laba kotor sebesar 29% YOY menjadi US$ 2 juta dibandingkan 9M2021, terutama imbas dari kondisi buruk di 1Q2022 dan biaya bahan bakar yang lebih tinggi yang timbul dari demobilisasi kapal yang kembali dari pekerjaan di Afrika.

Sedangkan untuk divisi chartering terus memberikan kontribusi terhadap laba kotor sebesar US$ 1,5 juta pada 9M2022, meningkat sebesar 129% YOY, lebih dari dua kali lipat kenaikannya dibandingkan dengan US$ 0,66 juta pada 9M2021.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas bisnis, pendapatan dari jasa lainnya juga melonjak menjadi US$ 4,4 juta untuk 9M2022, +176%YOY dari sebelumnya US$ 1,6 juta pada 9M2021, memberi kontribusi sebesar US$ 1,8 juta terhadap laba kotor untuk 9M2022.

Peningkatan pendapatan fee-based dari chartering dan jasa lainnya mencerminkan strategi manajemen untuk memanfaatkan keunggulan manajemen kapal Perusahaan dan mengurangi ketergantungan pada sumber pendapatan padat modal. Sementara total laba Kotor untuk 9M2022 adalah sebesar US$ 5,3juta, meningkat 29%YOY dari 9M2021.

Di sisi lain, beban tidak langsung pada 9M2022 lebih tinggi 19% YOY menjadi US$ 4,7juta. Hal ini terutama disebabkan oleh biaya gaji yang lebih tinggi akibat dari pembukaan kembali perekrutan yang sebelumnya dibekukan selama dua tahun terakhir karena pandemi dan pemulihan kembali gaji untuk direktur dan manajemen senior yang sebelumnya mengalami pemotongan gaji sukarela pada dua tahun terakhir. Kemudian laba operasi untuk 9M2022 naik 290%YOY menjadi US$0,6juta, mencerminkan pemulihan atas dasar bisnis.

Seiring dengan total pinjaman terus dibayarkan, beban bunga turun 36% YOY menjadi US$ 1,1juta, sementara ekuitas dalam laba bersih entitas asosiasi berlipat ganda menjadi US$ 0,5juta untuk periode 9M2022.

Laba Mitratel Tembus Rp 1,22 Triliun, Lompat 18%

Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel berhasil meraup laba tahun berjalan senilai Rp 1,22 triliun, loncat sekitar 18% secara year on year (yoy) dari Rp 1,03 triliun.

Sejalan dengan itu, pendapatan Mitratel meningkat 11,5% dari tahun lalu sebesar Rp 5,02 triliun menjadi Rp 5,6 triliun. Di sisi lain, Beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp 3 triliun, lebih besar dari sembilan bulan 2021 dengan nilai Rp 2,58 triliun.

Laba bruto MTEL mencapai Rp 2,6 triliun per akhir September tahun ini, meningkat dari Rp 2,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Mitratel membukukan beban usaha senilai Rp 361,07 miliar sehingga laba usaha perseroan hingga kuartal ketiga 2022 adalah Rp 2,23 triliun.

Total aset MTEL per 30 September 2022 turun jadi Rp 54,93 triliun, dari Rp 57,72 triliun per 31 Desember 2021. Liabilitas sampai dengan 30 September 2022 berkurang jadi Rp 21,69 triliun. Per 31 Desember 2021 jumlahnya Rp 24,08 triliun.

Sedangkan ekuitas per 30 September 2022 berjumlah Rp 33,23 triliun. Pada 31 Desember 2021, ekuitas MTEL tercatat sebanyak Rp 33,64 triliun. Mitratel juga mencatatkan kas dan setara kas hingga akhir September kemarin sebesar Rp 5,4 triliun.

Kuartal III, Laba Trimegah Sekuritas Meroket 272,53%

PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) mencatat laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 181,35 miliar pada kuartal III-2022. Capaian tersebut melesat 272,53% dari tahun lalu pada periode yang sama yaitu sebesar Rp 48,68 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan yang belum diaudit, capaian laba tersebut berasal dari pendapatan kegiatan perantara perdagangan efek per September 2022 Rp 122,44 miliar atau naik 26,10% dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 97,09 miliar.

Kemudian, pendapatan kegiatan penjamin emisi dan penjualan efek jadi Rp 93,39 miliar naik dari Rp dari Rp 20,07 miliar. Pendapatan atas pembiayaan transaksi nasabah Rp 54,72 miliar turun dari Rp 63,30 miliar. Pendapatan kegiatan jasa manajer investasi sebesar Rp 133,47 miliar naik dari Rp 107,80 miliar.

Pendapatan kegiatan jasa penasihat keuangan Rp 11,11 miliar naik dari Rp 8,5 miliar. Keuntungan (kerugian) dari transaksi perdagangan efek yang telah direalisasi Rp 50,21 miliar naik dari Rp 39,51 miliar.

Keuntungan (kerugian) perubahan nilai wajar efek Rp 112,35 miliar naik dari Rp 9,8 miliar. Pendapatan dividen Rp 1,4 miliar turun dari Rp 1,8 miliar.
Sementara, beban umum dan administrasi menjadi Rp 14,02 miliar naik dari Rp 13,34 miliar. Beban penjualan Rp 26,08 miliar naik dari Rp 20,91 miliar.

Pendapatan keuangan Rp 9,45 miliar turun dari Rp 13,12 miliar. Beban pendapatan keuangan turun jadi Rp 9,4 miliar dari Rp 13,11 miliar. Beban keuangan juga turun Rp 41,68 miliar dari Rp 47,002 miliar.

Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata yang asing Rp 398,78 juta naik dari Rp 121,19 juta. Pendapatan lainnya Rp 1,2 miliar atau turun dari Rp 1,6 miliar. Beban lainnya sebesar Rp 300,72 miliar turun dari Rp 210,14 miliar.

Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas perseroan juga meroket Rp 3,26 triliun dari tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp 1,81 triliun

Jaksa: Kasus Indosurya Bikin Banyak Korban Gila dan Meninggal

Jaksa kasus bos Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya, Henry Surya dan June Indria mengungkapkan jika banyak korban dari skandal ini stres, bahkan hingga meninggal dunia.

Oleh karena itu, jaksa menyatakan terus berupaya menyita aset-aset terkait Indosurya yang disebut membuat kerugian hingga Rp 106 triliun.

"Semua aset kita uber supaya korban dapat pulih kembali uangnya karena di antaranya ada yang meninggal, stres, gila hanya karena ulah terdakwa," ucap Syahnan Tanjung selaku Koordinator Tim Jaksa Penuntut Umum usai persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar), Jumat (28/10).

Sejauh ini, menurut Syahnan, jaksa sudah mengajukan penyitaan 300 aset di kasus Indosurya. Permohonan penyitaan tersebut telah diajukan sejak satu bulan lalu.

"Yang kita ajukan dan belum juga dipenuhi hari ini sejak 4 pekan lalu atau sebulan kurang lebih 300 aset bisa lebih," katanya.
Dia menyebut jika penyitaan 300 aset telah dikabulkan, pihaknya akan melanjutkan ke pengajuan penyitaan Rp40 triliun. Rencananya permohonan penyitaan aset tersebut akan dimasukkan hari ini.

"Kalau itu dikabulkan kita akan ajukan lagi, yang kita dapat kurang lebih Rp 40 triliun," katanya.

Syahnan mengatakan saat ini pihaknya telah menyita aset Rp2,5 triliun. Dia menyebut permohonan penyitaan itu diajukan setelah memperoleh bukti tambahan.

"Pertama kita dapat aset Rp2,5 triliun, kita ajukan lagi karena kita dapat data dan bukti dari penyidikan," ujarnya.

Dalam kasus ini, terdakwa didakwa Pasal 46 ayat (1) UU No 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP atau Pasal 372 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP dan Pasal 3 juncto Pasal 10 UU TPPU atau pasal 4 juncto Pasal 10 UU TPPU.

Gajah Tunggal (GJTL) 'Pegangan' Lo Kheng Hong Rugi Rp 169 M

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) membukukan kerugian Rp 169,33 miliar pada sembilan bulan pertama 2022. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, GJTL masih mencatatkan laba hingga Rp 18 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, Jumat (28/10/2022) penjualan bersih GJTL naik 4,3% secara tahunan dari Rp 11,19 triliun menjadi Rp 12,752 triliun. Namun, penjualan itu terganjal beban pokok yang naik dari Rp 9,52 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 11,03 triliun atau setara 13,68%.

Alhasil, GJTL meski masih membukukan laba kotor tapi dengan jumlah yang lebih kecil. Penurunannya sebesar 4% secara tahunan menjadi Rp 1,72 triliun.
Beban penjualan naik dari Rp 567,49 miliar menjadi Rp 763,74 miliar. Beban umum turun tipis dari tahun lalu RP 494 miliar menjadi Rp 477 miliar. Beban keuangan juga turun dari Rp 546,94 miliar menjadi Rp 460,1 miliar.

GJTL merupakan salah satu pemain utama di industri ban. Saham perusahaan ini sebagian juga dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong alias LKH.

CEO Indosat Ungkap Ngerinya Kiamat Internet, Cari Makan Sulit

PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) melaporkan peningkatan pendapatan dan labar bersih pada kuartal III-2022. Menurut President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, alasan pertumbuhan kinerja yang positif karena adanya peningkatan pelanggan dan penggunaan data.

"Ada 2,4 juta pelanggan pada kuartal ini. Secara positif hasil data terus meningkat," kata Vikram dalam Media Update Q3 Result, pada Jumat (28/10/2022).
Dia menjelaskan pelanggan menggunakan layanan data untuk kegiatan produktif. Misalnya dari pengemudi ojek online (ojol) atau untuk bisnis online yang menggunakan data internet untuk kegiatan sehari-harinya.

Jika internet dihentikan, Vikram menjelaskan kegiatan pun akan ikut terhenti. Oleh karena itu, Vikram menjelaskan pihaknya mempelajari data menjadi yang utama dalam kebutuhan sehari-hari banyak orang.

"Jika data dihentikan maka pekerjaan berhenti. Jadi pembelajaran kami adalah data menjadi sangat utama dalam kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Sebagai informasi, ISAT mencatatkan laba bersih Rp 3,69 triliun pada Q3 tahun ini. Sementara itu pendapatan konsolidasi Rp 34,53% atau melonjak 49,8% dibanding periode serupa Rp 23,95 triliun.

Sementara itu ISAT juga mencatatkan kenaikan beban mencapai 77,8% secara tahunan menjadi Rp 26,63 triliun. Laba operasi Rp 7,89 triliun atau turun 2,2% dari tahun sebelumnya Rp 8,08 triliun. Beban lain-lain juga melonjak 44,9% secara tahunan menjadi Rp 3,12 triliun.

Dalam keterangan resminya, manajemen ISAT tak menampik tekanan tersebut adalah imbas dari merger yang dilakukan antara Indosat dan PT Hutchison 3 Indonesia. Integrasi keduanya diharapkan bisa selesai awal tahun depan.

"Integrasi (Indosat & Tri) berjalan dengan baik. telah mengaktifkan lebih dari 20 ribu sites dan menempatkan pada jalur bagi untuk mencapai target kami pd kuaryal pertama tahun 2023," kata Vikram.

Permintaan Bergeser, Sampoerna Cs Jual Rokok Cuma Rp 8.000

Pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi yang melanda Indonesia membuat para produsen rokok meluncurkan produk baru dengan harga yang murah. Tidak hanya perusahaan kecil, perusahaan besar pun ramai-ramai meluncurkan ingin produk mereka laku di pasaran.

Pabrikan the big three Tanah Air yakni PT HM Sampoerna, PT Gudang Garam, dan PT Djarum memproduksi rokok murah atau meluncurkan ulang produk mereka dengan kemasan lebih sedikit.

Laporan Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) menunjukkan 42% dari perokok persisten saat ini mengatakan akan mengurangi pengeluaran untuk merokok dan 24% dari mereka beralih ke rokok yang lebih murah.

Sementara itu, riset Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) menunjukkan kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah masih melanjutkan untuk merokok saat pandemi meskipun kesulitan secara ekonomi dan cenderung untuk beralih ke rokok yang lebih murah.

Salah satu produk rokok murah yang diluncurkan HM Sampoerna adalah Marlboro Crafted Authentic. Produk yang diluncurkan pada Maret 2022 dijual di bawah di kisaran Rp 8.000-Rp 10.000 dengan isi 12 batang per pack.

Pengamat industri rokok Dimas Dwi Nugraha menjelaskan mahal dan murahnya harga rokok tentu saja sangat relatif bagi setiap orang.

Namun, jika dilihat dari bahan mentah, kemasan, dan faktor lain maka harga rokok murah untuk kelas Sigaret Kretek Mesin (SKM) adalah di bawah Rp 17.000-18.000 ribu per pack, kelas SPM di bawah kisaran Rp 25.000/pack, Sigaret Putih Tangan (SPT) di bawah Rp 10.000 per pack, dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) di bawah Rp 15.000.

Penelusuran CNBC Indonesia menunjukkan banyaknya rokok murah yang baru beredar setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia.


(tep/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular