Top Gainers-Losers

Deretan Saham Cuan-Buntung Akhir Pekan Lalu!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 October 2022 06:00
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (28/10/2022) akhir pekan lalu.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,5% ke posisi 7.056,04. IHSG masih sulit untuk kembali ke level psikologis 7.100.

Sepanjang pekan lalu, IHSG hanya menguat 0,55% secara point-to-point (ptp).

Nilai transaksi indeks pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 184 saham menguat, 348 saham melemah, dan 160 saham mendatar.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 146 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat net buy cukup besar yakni mencapai Rp 1,31 triliun.

Di tengah melemahnya IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten properti yakni PT Maha Properti Indonesia Tbk (DFAM) berada di posisi kedua dalam deretan top gainers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham MPRO ditutup meroket 34,34% ke posisi harga Rp 266/saham.

Nilai transaksi saham MPRO pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 101,97 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 95.600 lembar saham. Namun, asing melepas saham MPRO cukup kecil yakni hanya Rp 91.000.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 24 Oktober hingga akhir pekan lalu, saham MPRO mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali dan melemah sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham MPRO melejit 78,57% dan dalam sebulan terakhir, saham MPRO melonjak hingga 52,03%.

Belum diketahui penyebab melesatnya harga saham MPRO. Keterbukaan informasi perseroan terakhir yakni perihal perubahan Anggaran Dasar Perusahaan MPRO.

Jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, MPRO justru mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 13,2 miliar, dari sebelumnya pada periode semester I-2021 yang masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 412,5 juta.

Selain saham MPRO, terdapat pula saham emiten asuransi umum yakni PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), yang harga sahamnya melejit 25% menjadi Rp 1.125/saham.

Nilai transaksi saham MTWI pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 52 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 267,62 juta lembar saham. Asing mengoleksinya sebesar Rp 11,71 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 24 Oktober hingga akhir pekan lalu, saham MTWI mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah sebanyak 2 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham MTWI melesat hingga 45,32% dan dalam sebulan terakhir, saham MTWI juga melonjak hingga 53,03%.

Jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, MTWI masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 4,12 miliar.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa MTWI telah berhasil mengantongi izin right issue dan akan melakukan aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu I (PMHMETD I) sebanyak-banyaknya 1,39 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Nantinya, setiap pemegang 12 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 16 Desember 2022 pukul 16.15 WIB berhak atas 11 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru.

Namun, Malacca Trust belum menetapkan harga pelaksanaan, begitu pula dengan perkiraan dana segar yang akan dihimpun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip pada Jumat lalu, HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari,mulai 20 Desember 2022-26 Desember 2022.

"HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi," demikian yang dikutip dari keterbukaan informasi.

Sementara, tujuan pelaksanaan PMHMETD I adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.

Dalam hal ini akan dipergunakan seluruhnya untuk modal kerja dengan menambah portofolio investasi guna meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri (owned retention).

Untuk diketahui, emiten bersandi saham MTWI ini telah mengantongi persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 September 2022. Perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi untuk menambah modal kerja.

Secara umum pelaksanaan right issue akan memberikan dampak secara langsung terhadap struktur permodalan dan likuiditas saham perseroan.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten penjualan properti yakni PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) memimpin jajaran top losers pada akhir pekan lalu. Saham BKDP ditutup ambruk 7% ke posisi Rp 93/saham.

Nilai transaksi saham BKDP pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 889,37 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 9,32 juta lembar saham. Asing melepas saham BKDP sebesar Rp 230.300 di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 24 Oktober hingga akhir pekan lalu, saham BKDP belum pernah menguat lagi, di mana saham BKDP melemah sebanyak 3 kali dan stagnan 2 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham BKDP terpantau merosot 10,58%. Namun dalam sebulan terakhir, saham BKDP masih menguat 8,14%.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham BKDP. Namun, jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022, perseroan memang masih membukukan rugi bersih senilai Rp 22,07 miliar.

Sebagai informasi, BKDP bergerak dalam penjualan unit kondominium, gedung perkantoran dan sewa mal. Proyek real estat perusahaan, yaitu "The Adiwangsa Golf Residence" dan "LenMarc Lifestyle". Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2003.

Selain saham BKDP, terdapat pula saham emiten konsumer berkapitalisasi pasar besar (big cap) yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), di mana saham UNVR menduduki posisi kedua di jajaran top losers. Saham UNVR sendiri ditutup ambles 6,92% menjadi Rp 4.980/saham.

Nilai transaksi saham UNVR pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 160,06 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 32,05 juta lembar saham. Asing melepas saham UNVR sebesar Rp 22,3 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 24 Oktober hingga akhir pekan lalu, saham UNVR mencatatkan  penguatan sebanyak 2 kali dan melemah sebanyak 3 kali

Dalam sepekan terakhir, saham UNVR terpantau merosot 6,04%. Namun dalam sebulan terakhir, saham UNVR masih menguat 3,11%.

Penurunan saham UNVR terjadi setelah Perseroan melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal III-2022.

Unilever mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 31,5 triliun, bertumbuh sebesar 5% (year-on-year/yoy), atau 2,3% jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2021.

Selain itu, Unilever juga berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,3% (yoy) dengan membukukan laba sebesar Rp 4,6 triliun.

Market share perseroan meningkat dalam tiga bulan terakhir dibandingkan tiga bulan sebelumnya, baik secara value maupun volume. Bisnis e-Commerce dan Unilever Food Solutions (UFS) bertumbuh lebih dari 50% selama kuartal ini.

Di sisi lain, Unilever terus menjalankan lima prioritas strategis, yakni memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi dan program marketing terdepan untuk mendorong pertumbuhan pasar. Memperluas dan memperkaya portfolio ke premium dan value segment.

Memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce), penerapan E-Everything di semua lini bisnis dan tetap menjadi yang terdepan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.

Tidak terpengaruh dengan pengurangan stok, penjualan UNVR pada outlets atau pada konsumen melalui customer telah bertumbuh kuat sebesar 7.1% di kuartal III.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular