Fed "Pecah" Hadapi Resesi, Suku Bunga Bakal Dipangkas Lagi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dikabarkan mulai terbelah mengenai kebijakan moneter mereka. Sebagian dari pejabat The Fed menginginkan pelonggaran kebijakan moneter mulai Desember tetapi sebagian lainnya tetap ingin melanjutkan kebijakan hawkish.
Wall Street Journal pekan lalu melaporkan adanya "perpecahan" tersebut. Seluruh pejabat The Fed sepakat dan tidak ada keraguan jika mereka ingin tetap menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) pada pertemuan 1-2 November mendatang. Artinya, kebijakan suku bunga acuan The Fed kemungkinan naik sebesar 75 bps selama empat pertemuan beruntun setelah kenaikan 75 bps pada Juni, Juli, dan September.
Beberapa pejabat The Fed secara terang-terangan juga sudah mengemukakan perbedaan pendapatnya.
Presiden The Fed San Francisco Mary Daly adalah salah satu pejabat yang menyuarakan keinginan agar The Fed bisa melonggarkan kebijakan hawkishnya. Menurutnya, pelonggaran kebijakan diperlukan untuk mencegah ekonomi AS melambat lebih dalam.
"Pasar sudah mem-priced in kenaikan 75 bps lagi. Namun, saya ingin mengingatkan jika kenaikan suku bunga sebesar 75 bps tidak akan selamanya. Kita harus memastikan untuk tidak mengetatkan kebijakan terlalu ketat. Perang, perlambatan ekonomi Eropa, dan kenaikan suku bunga global akan berdampak ke ekonomi AS," tutur Daly, berbicara dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan Universitas Berkeley California, seperti dikutip dari Reuters.
Sebaliknya, Presiden The Fed Chicago Charles Evans adalah salah satu pejabat yang tetap menginginkan keberlanjutan kebijakan hawkish. Dia menginginkan suku bunga acuan bisa dinaikkan hingga 4,5% pada tahun depan untuk kemudian ditahan.
Sebagai catatan, The Fe sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 bps pada tahun ini ke kisaran 3.0-3,25%.
Sejak memberlakukan kebijakan moneter The Fed Funds Rate (FFR) pada 1990, The Fed tidak pernah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps selama empat kali beruntun.
Pada periode kebijakan moneter hawkish 1994, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps selama dua pertemuan beruntun (Mei dan Juni 1994) untuk kemudian mengerek suku bunga sebesar 75 bps pada November. Secara keseluruhan, suku bunga naik 200 bps pada tahun tersebut.
Periode kebijakan moneter hawkish pada 2005, The Fed menaikkan suku bunga 25 bps selama delapan kali pada delapan pertemuan mereka pada tahun tersebut. Suku bunga naik 200 bps sepanjang tahun tersebut.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pasar Semakin Menginginkan The Fed Mem-pivot Kebijakan
(mae/mae)