CNBC Indonesia Research

Fed "Pecah" Hadapi Resesi, Suku Bunga Bakal Dipangkas Lagi?

Maesaroh, CNBC Indonesia
27 October 2022 13:25
1436806766
Foto: Getty Images/Spencer Platt

The Fed selalu menegaskan jika tujuan utama kebijakan hawkish mereka adalah untuk menurunkan inflasi AS ke level 2%. Namun, mereka juga mengatakan tidak akan menutup mata pada perkembangan data lain.

Inflasi AS mencapai ke 8,2% (year on year/yoy) pada September.  Laju inflasi memang lebih rendah dibandingkan pada Agustus yang tercatat 8,3% (yoy) tetapi masih di atas ekspektasi pasar yakni 8,1% (yoy). Secara bulanan, inflasi AS menyentuh 0,4% pada September. Inflasi masih dua kali lipat dari ekspektasi pasar.

Tingkat pengangguran melandai ke 3,5% pada September 2022 dari 3,7% pada Agustus.

Data indeks harga produsen (IPP). IPP September dilaporkan menguat 0,4% (month to month/mtm) dan naik 8,5% (year on year/yoy). Kenaikan jauh di atas ekspektasi pasar.

Secara bulanan, indeks menguat untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir.  Secara tahunan, indeks sebenarnya lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada Agustus yakni 8,7% (yoy).

Data- data tersebut menjadi sinyal jika ekonomi dan inflasi AS masih tinggi cepat sehingga  The Fed kemungkinan menaikkan suku bunga acuan pada November mendatang.

Namun, indikator lain menunjukkan jika ekonomi AS sedang tidak baik-baik saja. Penjualan ritel AS naik 8,2% (yoy) pada September. Pertumbuhan tersebut melandai dibandingkan Agustus yang tercatat 9,4% (yoy). Secara bulanan, penjualan ritel stagnan dari tumbuh 0,4% pada Agustus.

PMI Manufaktur AS yang menunjukkan aktivitas ekonomi juga sudah terkontraksi selama empat bulan beruntun.

Ekonomi AS hanya tumbuh 1,8% (yoy) pada kuartal II-2022, jauh lebih rendah dibandingkan pada kuartal I-2022 yang tercatat 3,70%. Secara kuartalan, ekonomi AS terkontraksi 0,6% pada kuartal II-2022. Kontraksi lebih rendah dibandingkan pada kuartal I-2022 yang tercatat 1,6%.

Dengan terkontraksi pada dua kuartal, AS secara teknikal sudah memasuki resesi. Harga rumah di AS juga melemah lebih cepat. Survei S&P Case-Shiller menujukkan harga rumah pada September  anjlok 15,6% dibandingkan bulan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular