Yield Treasury Naik Lagi, Wall Street Dibuka Lesu
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Kamis (20/10/2022), di tengah naiknya kembali imbal hasil obligasi pemerintah AS pada pagi hari ini waktu AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka menguat 0,26% ke posisi 30.504,28. Tetapi indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite dibuka melemah. S&P 500 dibuka turun tipis 0,05% ke 3.693,35 dan Nasdaq melemah 0,16% menjadi 10.663,84.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang kembali naik membuat Wall Street kembali dibuka kurang bergairah.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun naik 5,4 basis poin (bp) menjadi 4,606%. Sedangkan untuk yield Treasury benchmark tenor 10 tahun juga naik 3,8 bp menjadi 4,167%.
Yield Treasury tenor 10 tahun menyentuh level tertingginya sejak tahun 2008 silam.
Kenaikan suku bunga telah memukul pasar saham AS sepanjang tahun ini, karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terus mencoba mendinginkan inflasi yang tidak terlihat dalam beberapa dekade.
"Meskipun volatilitas pasar terjadi baru-baru ini, tetapi ekspektasi pengetatan bank sentral terus meningkat karena inflasi di seluruh dunia masih panas. Pasti ada pasti yang mengalami penurunan kembali beberapa hari ke depan, namun dasar bearish jangka menengah kami tetap tidak berubah," kata Chris Senyek, analis dari Wolfe Research dalam riset hariannya, dikutip dari CNBC International.
Para pejabat The Fed kembali menekankan bahwa mereka perlu melanjutkan langkah agresifnya selama inflasi masih panas.
Presiden The Fed Chicago, Charles Evans mengatakan pada Rabu kemarin bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan bahwa The Fed perlu melanjutkan pendekatan kebijakannya saat ini.
"The Fed perlu meneruskan kebijakannya yang sekarang. Dan bagaimanapun, kenaikan suku bunga lebih jauh akan tetap membebani ekonomi," kata Evans.
Pasar memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan November mendatang.
Mengacu pada FedWatch, sebanyak 94,3% para pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bp dan membawa tingkat suku bunga Fed ke kisaran 3,75%-4%.
Di lain sisi, pengajuan pertama kali untuk asuransi pengangguran menurun pekan lalu dan jauh di bawah perkiraan Wall Street, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS.
Klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 16 Oktober mencapai 214.000, turun 12.000 dari minggu sebelumnya dan kurang dari 230.000 dari ekspektasi pasar dalam survei Dow Jones.
Sedangkan klaim lanjutan, yang datanya pada seminggu ke belakang, meningkat 21.000 menjadi 1,385 juta, sedikit di atas perkiraan 1,38 juta dari FactSet.
Meski pelaku pasar di AS kembali khawatir dengan potensi resesi, tetapi mereka tetap melanjutkan perhatiannya ke musim rilis kinerja keuangan emiten di AS pada kuartal III-2022.
Terbaru, saham telekomunikasi di AS AT&T, saham maskapai American Airlines dan saham manufaktur komputer IBM bergerak lebih tinggi di awal perdagangan hari ini, setelah ketiganya mengalahkan prediksi kinerja keuangan pada kuartal III-2022.
Namun, saham produsen mobil listrik Tesla ambles 4% di awal perdagangan, setelah perseroan memprediksi akan kehilangan target pengiriman di tahun ini. Perusahaan juga membukukan pendapatan kuartalan yang meleset dari ekspektasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)