
Kini Ambruk! Mungkinkah Rupiah Balik ke Rp15.000, BI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) masih terlalu perkasa untuk semua mata uang dunia, termasuk rupiah. Mata uang Garuda terpaksa bertekuk lutut hingga nyaris dekati Rp 15.600 per dolar AS.
Melihat kondisi ke depan mungkinkan dolar AS kembali ke level Rp 15.000?
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan pelemahan rupiah sejalan dengan menguatnya dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara, terutama AS untuk merespons tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) mencapai tertinggi 114,76 pada tanggal 28 September 2022 dan tercatat 112,98 pada 19 Oktober 2022 atau mengalami penguatan sebesar 18,10% (ytd) selama tahun 2022.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah sampai dengan 19 Oktober 2022 terdepresiasi 8,03% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 10,42%, Malaysia 11,75%, dan Thailand 12,55%.
Perry optimis rupiah ke depan akan kembali menguat, mengacu terhadap fundamental perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Diukur oleh pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan semakin menariknya imbal hasil obligasi pemerintah.
"Ke depan arus modal asing akan masuk, juga akan mendorong nilai tukar rupiah akan menguat," ujar Perry usai Rapat Dewan Gubernur yang disiarkan melalui akun Youtube, Jakarta, Kamis (20/10/2022)
Sisi neraca pembayaran juga akan menjadi sentimen positif bagi investor. Di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang diprakirakan masih tinggi, kinerja NPI pada 2022 diprakirakan akan tetap terjaga dengan surplus transaksi berjalan dalam kisaran 0,4 - 1,2% dari PDB dan kinerja neraca transaksi modal dan finansial yang tetap baik terutama dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA).
"Bahkan transaksi berjalan tahun ini yang semula defisit kecil, namun tahun ini keseluruhan surplus 0,4 - 0,2%," pungkasnya
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat, Begini Suasana Money Changer