BI Kudu 'Ngegas', Biar Tak Tersalip The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil penetapan suku bunga acuan untuk periode Oktober 2022 hari ini, Kamis (20/10/2022).
Konsensus ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga BI, 7-Day Reverse Repo Rate, akan mencapai 50 basis points (bps) pada bulan ini.
Direktur Eksekutif, Kepala Ekonomi Segara Research Institute, Piter Abdullah memperkirakan BI dalam merespon pelemahan Rupiah dengan menaikkan suku bunga acuan minimal 25 bps di RDG Oktober.
"Apabila BI mempertimbangkan kemungkinan the Fed, ada kemungkinan BI menaikkan lebih dari 25 bps. Dengan langka itu BI ahead the curve dari persepsi pasar," kata Piter dalam Closing Bell CNBC Indonesia TV.
Dia menggarisbawahi bahwa perbedaan spread suku bunga acuan BI 4,25% dan The Fed sebesar 3,25% sangat tipis. Spread atau gap perbedaan suku bunga hanya 100 bps.
Menurut Piter, spread 100 bps merupakan yang terkecil. Dengan spread yang tipis, BI harus lebih dahulu menaikkan suku bunga.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai BI akan menaikkan suku bunga 50 bps menjadi 4,75% untuk menjaga interest rate differential atau perbedaan suku bunga antara 7-DRRR dan Fed Fund Rate.
"The Fed akan kembali meeting di awal November, ini antisipasi selisih suku bunga kalau BI tidak menaikkan 50 bps di awal November, kita negative spread," ujar Josua.
The Fed sendiri diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga 100 bps hingga akhir tahun, yakni 75 bps pada November dan 50 bps pada Desember.
Selain untuk menutup spread tersebut, Josua memastikan BI akan menaikkan suku bunga pada bulan ini untuk menjangkar inflasi kembali ke 4% pada kuartal III-2022.
[Gambas:Video CNBC]
The Fed Agresif, Ekonom Proyeksi BI7DRR Akhir 2022 Bisa 4,5%
(haa/haa)