
Anthoni Salim Punya Semua Bisnis, Dari Batu Bara Hingga Emas!

Meski telah memiliki bank digital sendiri, Grup Salim ikut memperluas eksposurnya di bisnis perbankan masa depan dengan masuk ke Allo Bank lewat right issue (RI) awal tahun ini.
Grup Salim masuk ke BBHI lewat anak usahanya PT Indolife Investama Perkasa, dengan kepemilikan 6,00% di saham bank digital tersebut pasca RI.
President and CEO of Salim Group Anthoni Salim mengatakan masuknya perusahaan untuk berinvestasi di Allo Bank ditujukan untuk membangun ekosistem guna menyalurkan kredit yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pratama Abadi Nusa Industri (PANI)
Emiten kemasan ini sejatinya diakuisisi oleh konglomerat properti raksasa Agung Sedayu, dan dirumorkan akan menjadi kendaraan Grup tersebut untuk dapat menjadi perusahaan publik melalui mekanisme back door listing.
Meski demikian, nama Grup Salim ikut dikaitkan di emiten ini mengingat salah pemilik baru memiliki kedekatan dengan Grup Salim. Selain itu, PANI juga ikut mengkonsolidasi bisnis yang salah satu pemegang sahamnya adalah Grup Salim.
Tahun lalu, PT Multi Artha Pratama resmi mencaplok 80% saham PANI dari para pemilik sebelumnya. PT MAP sendiri dimiliki oleh oleh PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 50%.
WIR Asia (WIRG)
WIR Asia bersama Salim Group mengumumkan telah membentuk joint venture bernama PT Metaverse Indonesia Makmur yang menciptakan platform Nusameta. Platform yang disebut sebagai Indonesia versi digital ini adalah ekosistem yang terdiri atas platform dan integrasi online-to-offline (O2O) yang memungkinkan seluruh pengguna mewujudkan interaksi antara dunia nyata dan digital.
Proyek ini bertujuan membangun konektivitas dan aktivitas perekonomian yang equitable bagi Indonesia. Ada beberapa pilar besar yang menjadi fokus Nusameta, seperti ekonomi berkelanjutan dan play & earn. Platform ini juga dipastikan akan menghadirkan dunia Metaverse yang beragam, mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, dan lain sebagainya.
META Akuisisi Tol MBZ
Pertengahan tahun ini, Grup Salim memperluas usahanya di sektor jalan tol lewat akuisisi saham di konsesi tol Jalan Layang Jakarta-Cikampek yang kini bernama Tol Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ).
PT Nusantara Infrastructure (META) yang terafiliasi dengan Grup Salim ditaksir perlu mengeluarkan duit setidaknya Rp 4,38 triliun untuk melancarkan akuisisi tersebut. Pembayarannya dilakukan secara bertahap.
Akuisisi ini merupakan kelanjutan dari langkah Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC) yang menandatangani sale purchase agreement (SPA) atas pembelian 40% konsesi Tol MBZ. Penandatanganan ini dilakukan pada 30 Juni kemarin.
MPTC merupakan anak usaha Metro Pacific Investment Corp (MPIC). MPIC sendiri terafiliasi dengan First Pacific Company Limited, perusahaan di Hong Kong yang 44,3% sahamnya dimiliki oleh Anthoni Salim.
Selain itu Grup Salim sebelumnya juga telah masuk ke sejumlah emiten termasuk Medco Energi Internasional (MEDC), Bank Ina Perdana (BINA) lewat PT Indolife Pensiontama hingga Metropolitan Land (MTLA).
(dhf/dhf)[Gambas:Video CNBC]
