3 Fakta Menarik di Balik 'Penebusan' Anthoni Salim ke BUMI

dhf, CNBC Indonesia
20 October 2022 13:40
Bukan Larangan Ekspor, Ini Tantangan & Kekhawatrian Penambang Batu Bara di Awal 2022 (CNBC Indonesia TV)
Foto: Bukan Larangan Ekspor, Ini Tantangan & Kekhawatrian Penambang Batu Bara di Awal 2022 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rampungnya private placement PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih menyisakan euforia di pasar. Salah satunya, masih lincahnya pergerakan saham Grup Bakrie ini.

Jelang penutupan sesi pertama siang ini, BUMI lompat 7,19% ke level Rp 179 per saham. Namun, ini bukan satu-satunya kejadian menarik di tengah euforia BUMI.

Berikut fakta-fakta menarik di tengah sentimen private placement BUMI.


Berkali-kali Catat Nilai Volume Transaksi Tertinggi

Jelang penutupan sesi pertama siang ini, BUMI lompat 7,19% ke level Rp 179 per saham. Yang menarik, nilai transaksi BUMI mencapai Rp 506 miliar, menjadi yang tertinggi hari ini.

Secara volume, sebanyak 3 miliar saham berpindah tangan. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 29.885 kali.

Tak heran memang jika BUMI mencatat nilai volume terbesar. Sebab, jumlah sahamnya mencapai 343,84 miliar. Jumlah ini berubah sejalan dengan penambahan 200 miliar saham private placement.

Akan tetapi, jumlah itu masih berada di urutan kedua jumlah saham beredar terbesar setelah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), 1,18 triliun saham. Meski jumlahnya triliunan, toh nilai transaksi GOTO hingga pertengahan hari ini tak masuk daftar 10 nilai transaksi tertinggi harian.

Ini bukan pertama kalinya saham BUMI cetak nilai transaksi harian tertinggi. Pada 13 September kemarin, nilai transaksi saham BUMI bahkan mencapai Rp 1,44 triliun.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kemarin mengumumkan bahwa transaksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai US$ 1,6 miliar telah berhasil diselesaikan.

Dengan selesainya transaksi tersebut, Grup Bakrie dan Grup Salim kini bersama-sama telah menjadi pengendali saham perseroan.

Anthoni Salim bersama Grup Bakrie kini bersama-sama menjadi pengendali PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Kebersamaan ini muncul sejalan dengan rampungnya ransaksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai US$ 1,6 miliar.

Director & Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava mengatakan, dengan keberhasilan aksi korporasi tersebut, kini sebanyak 200 miliar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, sehingga jumlah saham BUMI yang beredar meningkat menjadi 343,84 miliar dari semula 143,84 miliar saham.

"Seluruh sisa kewajiban utang PKPU telah dipenuhi dan telah dilakukan proses pembayaran secara tunai sebelum tanggal jatuh tempo," kata Dileep.

Dus, dengan berkurangnya utang, BUMI bisa menghemat beban bunga. Bahkan, penghematannya dalam jumlah yang cukup signifikan,

"Bumi menghemat bunga tahun ini dan penghematan berkali-kali lebih besar di tahun depan, dibandingkan dengan US$ 200 juta (setara Rp 3,1 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS) yang dibayarkan di FY21, kata Sekretaris Perusahaan dan Direktur Bumi, Dileep Srivastava, Rabu (19/10/2022).

Pada 11 Oktober lalu, perusahaan mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk private placement senilai US$ 1,6 miliar, yang diikuti oleh dua konglomerat lokal, Grup Bakrie dan Grup Salim, serta mantan bankir investasi Agoes Projosasmito, seperti yang dilaporkan.

"BUMI memilih private placement daripada restrukturisasi utang atau rights issue karena kendala waktu, mengingat utang PKPU-nya akan jatuh tempo pada 11 Desember,", kata Chief Executive Officer Adika Nuraga Bakrie kepada pemegang saham beberapa waktu lalu.

Setelah kesepakatan ekuitas, aksi korporasi Bumi akan diputuskan bersama oleh dua pemegang saham terbesarnya, Grup Bakrie dan Grup Salim.

Tidak ada bisnis yang luput dari genggaman konglomerat Anthoni Salim. Dari bisnis makanan, teknologi digital, emas, bahkan batu bara masuk dalam genggaman bisnisnya.

Bisnis yang disebutkan terakhir itu yang cukup mencuri perhatian. Anthoni Salim masuk ke PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui private placement.

Saga masuknya Grup Salim di BUMI didahului oleh isu akuisisi ke anak usahanya, Bumi Resources Minerals (BRMS). Rumor ini berhembus dari kepemilikan saham Emirates Tarian Global Ventures di BRMS sejak akhir tahun lalu dengan informasi yang beredar di pasar menyebutkan Emirates Tarian terafiliasi dengan Grup Salim.

Akuisisi grup pertambangan BUMI merupakan salah satu dari sekian banyak manuver Grup Salim untuk memperluas gurita bisnisnya di Tanah Air.

PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang bergerak di sektor teknologi turut menjadi bisnis Anthoni Salim. Metaverse pun Salim jajaki melalui PT Wir Asia Tbk (WIRG).

Pertengahan tahun ini, Grup Salim juga memperluas usahanya di sektor jalan tol lewat akuisisi saham di konsesi tol Jalan Layang Jakarta-Cikampek yang kini bernama Tol Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ).

PT Nusantara Infrastructure (META) yang terafiliasi dengan Grup Salim ditaksir perlu mengeluarkan duit setidaknya Rp 4,38 triliun untuk melancarkan akuisisi tersebut. Pembayarannya dilakukan secara bertahap.

Akuisisi ini merupakan kelanjutan dari langkah Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC) yang menandatangani sale purchase agreement (SPA) atas pembelian 40% konsesi Tol MBZ. Penandatanganan ini dilakukan pada 30 Juni kemarin.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular