
Dana Pensiun Dalam Bahaya, Butuh Tunai Rp5.449 Triliun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi industri dana pensiun di Inggris dalam bahaya, mereka membutuhkan ratusan miliar dolar Amerika Serikat untuk menambal posisi margin call pada produk derivatif di pasar. Bila tidak, mereka terancam tak sanggup membayar para pensiunan.
Estimasi Reuters, untuk saat ini mereka membutuhkan setidaknya 320 miliar poundsterling ($355 billion) atau sekitar Rp5.449 triliun dalam mata uang garuda dengan kurs Rp15.350/US$.
Kini dana pensiun berlomba lomba menjual asetnya, baik obligasi pemerintah Inggris atau gilts, obligasi inflasi hingga obligasi korporat di seluruh pasar, baik Inggris, Eropa hingga Amerika Serikat.
Mereka bergerak cepat terlebih setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengumumkan akan menghentikan program beli gilts di pasar pada Jum'at besok (13/10/2022).
Aksi jual ini sudah berlangsung sejak akhir bulan lalu, setelah kekecewaan investor terhadap rencana stimulus pemerintah Inggris.
Dana tunai diperlukan untuk menambal posisi baru dan lama posisi lindung nilai pada skema investasi yang disebut liability-driven investment (LDI). Jumlah dana tunai yang dibutuhkan semakin besar, sebagai cadangan mengingat volatilitas yang tinggi di pasar obligasi AS.
Imbal hasil atau yield obligasi tenor 30 tahun milik pemerintah Inggris atau gilts naik ke ke level 4,798%, naik hampir 100 basis poin sejak awal bulan.
Adapun yield gilt 10 tahun merangsek ke level 4,441%, mendekati level krisis keuangan global 2008. Arah gerak yield berlaku kebalikan dengan harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mum/mum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Ingatkan Menteri Hati-hati, RI Jangan Kayak Inggris!