
Kisah Mafia Pemburu Rente Pasar Gelap "Blue Dollar" Argentina

Mengapa sebegitu mahal dolar AS di blue market tetapi tetap laku? Karena tingkat ketagihan dolar AS di Argentina sudah begitu parah, sudah pada level yang disebut sebagai dolarisasi ekonomi sebuah negara, dimana mayoritas transaksi, simpanan, investasi di sana menggunakan dolar AS. Yang ada di masyarakat Argentina sekarang adalah membeli dolar AS, tetapi sedikit yang mau menjualnya.
Pada 2021, seperti dikutip France24, ekonom Nicolas Gadano, mantan direktur bank sentral Argentina, memperkirakan bahwa ada sekitar $200 miliar uang kertas dolar AS yang berada d Argentina, setara 10% dari seluruh dolar AS yang beredar di dunia, dan negara keempat terbesar di luar AS yang memakai greenback.
Di Buenos Aires, kafe dan toko memajang kurs dolar AS bagi pengunjung yang ingin membayar dengan greenback.
Blue dollar, blue market adalah penghalusan kata dari pasar gelap untuk dolar AS di Argentina. Pasar ini tidak pernah diberi izin otoritas, meski dibiarkan kerena memang bersifat transaksi personal. Pasar ini mulai berkembang pesat, setelah Presiden Argentina, Cristina Fernández de Kirchner menerapkan pembatasan pembelian dolar AS pada 2011 dengan pelbagai syarat seperti dokumen underliying dan pajak.
Parahnya, pemerintahan de Kirchner justru kemudian terlibat skandal pemalusan data inflasi dan sejumlah indikator ekonomi INDEC, badan pusat statistik Argentina. INDEC memanipulasi data inflasi sebesar 10% pada 2013, jauh di atas estimasi para ahli di sekitar 25%.
Dari waktu ke waktu, pejabat yang tak becus seperti administrasi Kirchner terus berulang memimpin Argentina hingga sekarang. Mereka membawa Argentina pada jurang, bukan lagi resesi melainkan sudah stagflasi dan lebih parah lagi menjelang depresi. Kini mereka adalah pasien abadi Dana Moneter Internasional (IMF), seperti juga Indonesia paska 1997.
Kurs 'suka-suka' blue dolar yang demikian liar menambah tekanan inflasi di Argentina yang sudah terpukul akibat pasokan barang seret akibat pandemi Covid-19 dan lonjakan inflasi energi oleh perang Rusia-Ukraina. Ini tidak terjadi kali ini saja, hiperinflasi, puluhan kali devaluasi peso, dan seringkali kasus gagal bayar bank membuat orang-orang Argentina mencurigai mata uangnya sendiri.
Sekarang, dengan murahnya peso terhadap dolar AS di blue market, pandemi, dan berbagai faktor global itu telah memicu inflasi menggila tak terkendalikan di Argentina, mencapai 78.5% pada Agustus, dan diperkirakan tembus 100% pada akhir tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mum/mum)[Gambas:Video CNBC]
