
Kartel OPEC+ Bikin Harga Minyak Melambung Lagi, RI Apes?

Selain negara yang mendapatkan 'durian runtuh' saat harga minyak tinggi, justru ada negara-negara yang merana. Negara mana saja?
Pada dasarnya semua negara importir minyak dunia tertekan dengan kenaikan harga minyak dunia. Menguatnya dolar AS juga cukup menambah beban bari negara tersebut sebab minyak yang dibeli di banderol dengan dolar akan membuatnya lebih mahal dibanding dengan mata uang lainnya.
Tapi tetap saja, ada beberapa negara importir minyak terbesar yang akan semakin terpukul karena harga minyak kini mulai meninggi. Simak daftarnya!
Lalu, bagaimana Indonesia?
Persediaan minyak mentah yang semakin ketat tentunya akan menambah beban pada angka inflasi hampir di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Apalagi notabennya, Indonesia merupakan net importir minyak mentah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia, Indonesia setidaknya mengimpor minyak dari 9 negara yakni; Arab Saudi, Nigeria, Australia, Angola, Azerbaijan, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Qatar. Minyak yang didatangkan berupa minyak mentah dan juga hasil minyak (seperti BBM/bensin).
Total impor untuk minyak mentah adalah 8,01 ton dengan nilai CIF (Cost, Insurance, and Freight) mencapai US$ 4,03 miliar atau setara dengan Rp 57 triliun.
Sementara untuk hasil minyak (BBM), berikut adalah daftar negara importir hingga Mei 2018
Total impor hasil minyak lebih tinggi ketimbang impor minyak mentah, yakni mencapai 10,2 ton dengan nilai US$ 6,7 miliar atau Rp 95 triliun. Dari data di atas, dua impor minyak tersebut dijumlah menghabiskan uang negara sebanyak Rp 152 triliun.
Dengan kenaikan harga minyak dunia, Indonesia bakal ketiban apes. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya Petralite dan solar bersubsidi pada awal September 2022, berdampak langsung pada melonjaknya angka inflasi.Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada periode September mencapai 1,17%. Dengan demikian inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai 5,95%.
Secara lebih rinci, inflasi yang melonjak didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), antara lain Pertalite, Solar dan Pertamax pada awal September oleh pemerintah. Terlihat inflasi harga diatur pemerintah 13,28%.
Maka dari itu, jika kecenderungan harga minyak mentah dunia berada di US$ 100 per barel, maka yang ditakutkan yakni angka inflasi akan kembali naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)