Top Gainers-Losers

CENT Sukses Kasih Cuan Menjulang, yang Pegang HDFA Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
06 October 2022 06:20
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada perdagangan Rabu (5/10/2022) kemarin.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup naik tipis 0,04% ke posisi 7.075,385. IHSG gagal menembus level psikologisnya di 7.100, meski sempat menembus level psikologis tersebut.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,62% di posisi 7.116,28. Selang sekitar 90 menit setelah dibuka, IHSG sempat menyentuh level tertinggi hariannya di 7.131,88.

Namun di sesi kedua kemarin, penguatan IHSG cenderung terpangkas dan pada akhirnya hanya menguat tipis dan gagal bertahan di 7.100.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 26 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali.

Sebagian besar saham mengalami penguatan yakni sebanyak 301 saham, sedangkan sisanya yakni sebanyak 223 saham melemah dan 173 saham mendatar.

Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 220,91 miliar. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 298,4 miliar.

Saat IHSG ditutup naik tipis, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten infrastruktur telekomunikasi yakni PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham CENT ditutup melejit 20,67% ke posisi harga Rp 181/saham.

Nilai transaksi saham CENT pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 31,67 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 173,73 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham CENT sebesar Rp 38,56 juta di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 26 September hingga kemarin, saham CENT baru menguat pada perdagangan kemarin. Sedangkan sisanya melemah sebanyak 5 kali dan stagnan sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham CENT melesat 13,13% dan dalam sebulan terakhir, saham CENT juga melesat 5,23%.

Jika melihat laporan keuangannya sepanjang semester I-2022, CENT masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 968,69 miliar.

Kenaikan saham CENT tak lepas dari kabar terbaru menyebutkan bahwa emiten infrastruktur telekomunikasi ini, melalui anak usahanya yakni PT Centratama Menara Indonesia (CMI) mengakuisisi sebanyak 397 menara milik PT Anugerah Communication (PTAC) dengan total nilai mencapai Rp 1,17 triliun.

Objek transaksi terdiri dari 396 unit menara milik PTAC dan 1 unit menara yang disewa PTAC di Waropen, Papua. Sebanyak 218 dari menara-menata tersebut tersebar di lahan milik PT Kelola Multi Berkat (KMB) dan sebagian lainnya dimiliki pihak ketiga.

Manfaat yang akan diperoleh CENT dari transaksi ini di antaranya memperkuat posisi perseroan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyedia menara telekomunikasi dan mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas penyediaan layanan kepada pada pelanggan.

CENT akan menuntaskan transaksi ini melalui dua tahap dan akan tunduk pada pemenuhan persyaratan pendahuluan tertentu diantaranya persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan digelar pada 5 Oktober 2022 dan perizinan pihak atau instansi berwenang lainnya.

Saat IHSG ditutup menguat tipis-tipis, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten multifinance yakni PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) kembali memimipin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham HDFA ditutup ambles 6,99% menjadi Rp 173/saham.

Nilai transaksi saham HDFA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 723,73 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3,95 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak 26 September hingga kemarin, saham HDFAtercatat menguat sebanyak 3 kali dan melemah 5 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham HDFA masih melonjak 12,341% dan dalam sebulan terakhir, saham HDFA juga masih melesat 8,13%.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham HDFA. Namun dari kinerja keuangannya pada semester I-2022, laba bersih HDFA tercatat tumbuh 22% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 18,13 miliar, dari sebelumnya pada periode semester I-2021 sebesar Rp 14,79 miliar per Juni 2021.

Dengan berhasilnya perseroan mencetak pertumbuhan laba bersih pada semester I-2022, HDFA optimistis mampu mempertahankan kinerja laba positif pada periode tersebut, kendati semakin banyak tantangan di semester II-2022.

Manajemen HDFA optimistis pihaknya mampu kembali mencatatkan capaian positif pada tahun ini. Sebab, realisasi penyaluran pembiayaan baru per Agustus 2022 mencapai Rp 1,2 triliun, naik 42% (yoy).

Meski begitu, masih ada tantangan dari sisi mempertahankan biaya dana (cost of fund/CoF) tetap kompetitif.

Hal ini karena bank sentral di sebagian besar negara, termasuk di Indonesia berpeluang kembali mengerek suku bunga acuan untuk mengimbangi lonjakan inflasi. Akhirnya, multifinance yang tidak memiliki struktur pendanaan jangka panjang akan kewalahan.

Namun, Radana baru saja kembali mendapatkan kepercayaan dari perbankan pada awal periode 2021, di mana fokus tahun ini lebih kepada mempertahankan mitra bank eksisting, yang sudah percaya penuh pada Radana Finance.

Sebagai perbandingan, pada tahun ini, HDFA membidik mampu menyalurkan pembiayaan menyentuh Rp 2 triliun, tumbuh 20% (yoy) dibandingkan dengan sepanjang periode 2021 yang dibukukan senilai Rp 1,48 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular