Apresiasi Terpangkas di Penutupan, IHSG Batal Finis di 7.100

Market - Putra, CNBC Indonesia
05 October 2022 15:47
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada penutupan perdagangan Rabu (5/10/2022). Indeks Acuan Tanah Air ditutup menguat 0,04% di posisi 7.075,38.

Meskipun menghijau, sejatinya penguatan IHSG terpangkas jelang penutupan perdagangan dimana pada penutupan sesi pertama IHSG terapresiasi 0,71%. Tercatat transaksi IHSG hari ini mencapai angka Rp 12,3 triliun.

Sepanjang pekan ini indeks S&P 500 telah membukukan kenaikan 5,7% dan menjadi kenaikan terbesar selama dua hari beruntun sejak Maret 2020.

"Setelah ambles lebih dari 9% di sepanjang September 2022 dan anjlok hampir 25% di sepanjang tahun ini, kita menilai indeks S&P 500 telahoversold," tutur Ketua Investasi UBS Global Wealth Mark Haefele dikutipCNBC International.

Penurunan imbal hasil atauyieldobligasi pemerintah AS menjadi salah satu katalis positif untuk harga saham di AS.YieldUS Treasury 10 tahun terpantau turun ke bawah 3,7% setelah sempat mendekati level psikologis 4%.

Namun di sisi lain yield US Treasury 2 tahun yang menjadi acuan untuk tenor pendek masih berada di atas 4% merespons Fed yang berniat mengerek suku bunga acuan naik sampai 4,4% hingga akhir tahun ini.

"Orang-orang suka menunggu kabar baik tapi...kita tidak akan memiliki pemulihan di pasar ini sampai Fed memberi sinyal bahwa mereka akan berhenti menaikkan suku bunga dan itu tidak akan terjadi sampai inflasi mulai turun," tutur Analis Neuberger Berman newman Kroft.

Relinya bursa Wall Street, tentunya menjadi sinyal positif bagi pasar saham Asia dan Indonesia karena bursa saham Paman Sam tersebut menjadi kiblat pasar saham dunia. Jika Wall Street meroket, ada potensi IHSG ikut melesat.

IHSG juga sudah tertekan cukup signifikan setelah menyentuh all time high dan sempat diterpa oleh aksi profit taking terutama dari investor asing.

Dengan sentimen di Wall Street yang membaik ada harapan IHSG bisa tetap hijau hingga akhir perdagangan dan investor asing kembali memborong saham-saham domestik.

Kendati demikian,rilis data ekonomi tersebut diawasi ketat oleh Fed karena pasar tenaga kerja yang ketat diprediksikan menjadi pendorong utama inflasi sulit melandai.

Sebagai informasi, gap dari angka lowongan pekerjaan dengan angka pengangguran di AS pada Juli lalu sangat besar hingga membuat para pelaku bisnis untuk turut menaikkan upah dan bonus, sehingga masyarakat AS tetap konsumtif, di tengah inflasi yang melonjak.

Hal tersebut membuat angka inflasi sulit untuk turun ke target Fed di 2%. Padahal, di sepanjang tahun ini saja, Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 300 basis poin (bps) untuk memperlambat daya konsumsi masyarakat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?


(trp/trp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading