
Dear Investor, Baca Nih! Ini Sinyal Wall Street Bisa Pulih

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak pulih pada perdagangan Jumat (30/9/2022), setelah terkoreksi tajam pada perdagangan kemarin dan membawa indeks S&P 500 ke rekor terendahnya tahun ini.
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 144 poin atau 0,5%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang menguat masing-masing 0,13% dan 0,5%.
Pada perdagangan Kamis (29/9), indeks Dow Jones merosot lebih dari 1%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq anjlok lebih dari 2% karena investor masih khawatir bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan selanjutnya dan akan berdampak pada pasar ekuitas.
Penurunan pada pekan ini membuat indeks S&P 500 tergelincir 1,4%. Sementara indeks Dow Jones dan Nasdaq ambles yang masing-masing sebesar 1,2% di sepanjang pekan ini. Dengan begitu, ketiga indeks telah terkoreksi selama enam pekan beruntun.
"Pada dasarnya itulah diinginkan Fed: memperketat kondisi keuangan dan mereka percaya bahwa itu akan membantu menurunkan inflasi ke tingkat yang mereka anggap dapat diterima. Dan mereka menggunakan mekanisme transmisi pasar untuk mewujudkannya," tutur Managing Partner Harris Financial Group Jamie Cox dikutip CNBC International.
Perdagangan hari ini menjadi hari terakhir perdagangan pada September, sekaligus hari terakhir pada kuartal III-2022. Di sepanjang bulan ini, indeks S&P 500 dan Dow Jones drop masing-masing 7%. Bulan ini juga menjadi bulan terburuk untuk indeks Dow Jones sejak Maret 2020 dan penurunan terbesar secara bulanan untuk indeks S&P 500 sejak Juni 2022. Sementara Nasdaq mengalami penurunan sebesar 9,1% dan menjadi koreksi terbesar secara bulanan sejak April 2022.
Saham Nike jatuh setelah perusahaan ritel tersebut melaporkan penjualan yang naik, tapi mengalami permasalahan pada pasokan dan inventaris, sehingga membebani kinerjanya. Sedangkan, saham Amylyx Pharmaceuticals melesat setelah Food and Drug Administration menyetujui obatnya untuk digunakan sebagai obat penyakit Lou Gehrig.
Hari ini, investor akan disuguhkan data pendapat pribadi dan belanja konsumen AS. Data tersebut merupakan salah satu data ekonomi yang biasa digunakan The Fed untuk mengukur angka inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik 1% Lebih, Sinyal Wall Street Bakal Pulih?