KRAS Gandeng BUMN China Operasikan Blast Furnace Complex

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Jumat, 30/09/2022 15:00 WIB
Foto: dok Krakatau Steel

Jakarta CNBC Indonesia - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menggandeng Baowu Group Zhongnan Co. Ltd. sebagai mitra untuk melakukan reaktivasi Blast Furnace Complex.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan langkah ini dilakukan untuk kembali mengoperasikan fasilitas Blast Furnace yang beberapa tahun tidak digunakan.

"Setelah melewati berbagai tahap seleksi beauty contest yang dilakukan bersama konsultan independen ternama, Baowu Group Zhongnan Co. Ltd. terpilih dari 3 perusahaan yang tertarik untuk mengerjakan reaktivasi dan Blast Furnace Complex Krakatau Steel," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (30/9/2022).


Dia menjelaskan, Baowu Group adalah perusahaan baja BUMN milik China. BUMN ini merupakan perusahaan baja terbesar peringkat satu di dunia dengan total kapasitas produksi sebesar 120 juta ton per tahun di 2021 berdasarkan World Steel Association.

Menurut dia, dukungan Baowu Group, termasuk kemampuan pendanaan, sumber daya manusia, teknologi, serta akses supply chain mampu memantapkan manajemen untuk mengikatkan kerja sama.

Seperti diketahui Blast Furnace Complex seluas total 74 hektar yang dibangun pada 2012 dan dirampungkan pada 2019 ini merupakan investasi Krakatau Steel. Sejak itu pabrik Blast Furnace dihentikan sementara operasinya karena dinilai tidak efisien.

Silmy menjelaskan bahwa kerja sama reaktivasi adalah salah satu upaya agar fasilitas yang selama ini tidak terpakai dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan.

"Kerja sama Krakatau Steel dan Baowu Zhongnan Co. Ltd. rencananya akan dimulai pada akhir Desember 2022 ini," lanjutnya.

Lebih lanjut, reaktivasi rencananya dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap 1 pembaruan pada Wire Rod Mill sehingga dapat memproduksi Wire Rod hingga 600.000 ton per tahun.

Kemudian tahap 2 dilakukan secara paralel dengan tahap 1. Tahap ini dimulai dari reaktivasi pada Blast Furnace Complex dengan mengoptimalkan penggunaan energi melalui pembangunan Basic Ocxygen Furnace (BOF) baru dan fasilitas pengecoran Billet yang dapat menghasilkan Billet dengan total 1,5 juta ton per tahun.

Sedangkan pada tahap 3 akan dibuat jalur produksi baja berupa Blast Furnace Complex baru yang akan menghasilkan Billet sebanyak 2,2 juta ton per tahun.

"Dengan reaktivasi kedua pabrik ini, kami dapat memaksimalkan produksi baja hulu Krakatau Steel dan turunannya sehingga kami akan mampu mensubstitusi produk-produk baja long product yang selama ini dipenuhi melalui impor," ujar dia.

"Ini adalah salah satu bentuk kontribusi kami dalam memaksimalkan utilisasi produk baja domestik untuk pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri," tutup Silmy.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat