
Kisah Emas: Dari Jaya-jayanya Kini Hancur Lebur Tak Berdaya!

Emas langsung layu begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada pertengahan. Emas jatuh ke posisi US$ 1.806 per troy sons pada 30 Juni.
Kilau emas semakin luntur dan turun ke kisaran US$ 1.700 pada 5 Juli 2022 karena tingginya ekspektasi pasar mengenai kebijakan hawkish The Fed.
Nasib emas mulai membaik pada awal Agustus bahkan kembali ke kisaran US$ 1.801 pada 12 Agustus setelah AS dan China bersitegang karena kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.Kebijakan hawkish The Fed pada pertengahan Agustus membuat emas terkapar.
Emas memang sempat menguat pada akhir Agustus karena isu resesi tetapi setelah itu layu lagi karena The Fed menegaskan kebijakan hawkishnya. The Fed juga kembali membuat emas terkapar pada September hingga emas kini terancam masuk ke level US$ 1.500 per troy ons.
Kenaikan suku bunga The Fed selalu membuat emas terkapar karena keputusan tersebut akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.
Kondisi tersebut akan membuat emas kurang menarik karena semakin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield membuat emas semakin ditinggalkan investor.
"Saat ini suku bunga naik, kebijakan The Fed menjadi hawkish, dolar AS menguat dan yield meningkat. Tidak ada satupun dari faktor-faktor ini yang memberi dampak positif ke emas," tutur analis DailyFX Ilya Spivak, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]