Dolar Selangit, BUMN Diimbau Cari Utang Dengan Mata Uang Lain

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Rabu, 28/09/2022 15:56 WIB
Foto: Kartika Wirjoatmodjo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini ganas hingga tembus di atas level Rp 15.000/US$. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan perusahaan BUMN diimbau mencari sumber utang dengan mata uang lain selain dolar AS.

Menurutnya, keperkasaan dolar Paman Sam saat ini akibat kenaikan suku bunga The Fed yang membuat dolar menjadi instrumen safe haven. Penguatan yang diperkirakan akan terus berlanjut membuat BUMN harus mencari pendanaan utang yang lebih murah.

Meskipun mata uang Garuda menguat terhadap mata uang lainnya seperti yen dan poundsterling (GBP) maupun euro, mencari sumber dana di luar dolar AS dianggap perlu untuk menekan lonjakan utang luar negeri.


"Ini memang jadi pemikiran buat kita untuk mencari pendanaan dari currency lain karena yen maupun euro dan GBP memang melemah," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BUMN, Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Tiko menyebut, dolar yang nilainya sudah semakin tinggi harus menjadi perhatian. Apalagi di tengah kondisi inflasi yang terus melonjak membuat kebijakan The Fed makin agresif.

"Tentunya ini jadi 'PR' kita bersama dan di asset management bank kita sedang me-review untuk melakukan juga beberapa konversi untuk mengurangi exposure terhadap USD-IDR," jelasnya. 

Tiko menambahkan, pemerintah sendiri saat ini tengah mempertimbangkan untuk menerbitkan utang dengan tiga mata uang utama yakni yen Jepang, euro Eropa dan yuan China.

"Kalau nggak di dolar ada opsi di yen, samurai bond, terus di euro atau bahkan beberapa mungkin di China. Dulu sempat buka ada dimsum bond dan sebagainya dan ini sedang kita kaji," pungkasnya. 


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS