Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar soal inflasi dunia masih cukup kuat. Fluktuasi harga komoditas global juga masih menjadi perhatian pasar.
Meski begitu, masih banyak kabar pasar yang justru menjadi salah satu pertimbangan utama sebelum mengeksekusi rencana transaksi. Berikut kabar pasar yang perlu dicermati untuk hari ini, Rabu (28/9/2022).
Erick Thohir Bertemu Orang Terkaya Nomor 3 Dunia, Ada Apa?
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir baru saja bertemu dengan Chairman dari Adani Group, Gautam Adani. Pertemuan tersebut merupakan momen penting untuk membangun kerja sama saat situasi ekonomi sedang sulit.
Erick mengatakan dalam situasi ekonomi dunia yang tidak menentu, hubungan Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) merupakan salah satu modalitas untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Potensi kerjasama ekonomi Indonesia-India pun dapat ditingkatkan melalui perdagangan dan peningkatan investasi di kedua negara," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/9/2022).
Erick menyampaikan, di sela-sela kunjungan kerja di Singapura, dirinya bertemu dengan Chairman dari Adani Group, yaitu Gautam Adani. Gautam Adani merupakan sosok pengusaha di India. Sedangkan Adani Group merupakan perusahaan multinasional.
Bunga Acuan BI & LPS Naik, Bunga Deposito Bakal Naik Juga?
Sejalan dengan kenaikan bunga acuan Bank Indonesia dan bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), maka suku bunga deposito di perbankan disebut akan mengalami kenaikan.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan memang biasanya bank akan lebih responsif dengan kenaikan bunga penjaminan LPS.
"Biasanya bank akan responsif ke penjaminan LPS. Dengan naiknya bunga penjaminan 25 bps maka bank bisa menaikkan ke depan. Tapi likuiditas bank masih berlimpah," kata Purbaya dalam konferensi pers, Selasa (27/9/2022).
Purbaya mengungkapkan ke depan bunga deposito akan mengikuti tren bunga di pasar. Menurutnya, bunga deposito akan naik, tapi terbatas karena likuiditas yang cukup baik.
BNI Siapkan 7 Jurus Hadapi Tantangan Ekonomi, Apa Saja?
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah menyusun tujuh kebijakan prioritas untuk menghadapi tantangan perekonomian yang saat ini sedang bergejolak baik itu faktor global maupun domestik.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kondisi makro ekonomi di tengah proses pemulihan ini cukup menantang. Selain konflik antara Rusia dan Ukraina yang mengganggu rantai pasok global dan pangan, lonjakan inflasi juga menjadi pemicu gejolak di pasar keuangan.
"Seiring dengan (tantangan) makro tadi, BNI telah menyusun 7 kebijakan prioritas," ujarnya di dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (27/9/2022).
Multipolar (MLPL) Jual Saham Matahari (LPPF) Rp 1,19 T
PT Multipolar Tbk (MLPL) diketahui menjual 300 juta saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) atau setara 12,69% saham LPPF, pada 23 September 2022 lalu. Keduanya masih terafiliasi Grup Lippo.
MLPL menjual saham LPPF di harga Rp 3.970 per unit, sehingga nilai transaksinya mencapai Rp 1,19 triliun.
Pasca transaksi, kepemilikan saham MLPL di LPPF berkurang dari 509,99 juta saham atau 21,57%, menjadi tinggal 209,99 juta saham atau 8,88%.
"Status kepemilikan saham langsung, tujuan dari transaksi adalah untuk penataan dan restrukturisasi internal," tulis Sekretaris Perusahaan MLPL Natalie Lie dalam keterbukaan informasi, Selasa (27/9/2022).
Masa Depan Tak Jelas, BEI Gembok Saham Saraswati Griya (HOTL)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberhentikan sementara perdagangan efek PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) di Seluruh Pasar terhitung sejak Sesi II Perdagangan Efek tanggal 26 September 2022, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, Saraswati Griya Lestari terkena suspensi saham karena tidak dipenuhinya kewajiban perusahaan dan adanya ketidakpastian atas kelangsungan usaha Perseroan.
"Maka Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) di Seluruh Pasar terhitung sejak Sesi II Perdagangan Efek tanggal 26 September 2022, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," tulis manajemen BEI, dikutip Selasa (27/9/2022).
Fokus EBT dan EV, TBS Energi Utama Investasikan Rp 7,5 T
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) terus melanjutkan fokusnya untuk melakukan transisi bisnis energi hijau dan berambisi mencapai target carbon neutrality pada tahun 2030.
Dicky Yordan, Direktur Utama TBS Energi mengatakan untuk mencapai target tersebut perseroan menginvestasikan dana mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.119/US$) hingga tahun 2025 pada dua pilar utama Perseroan yakni Energi Terbarukan dan Kendaraan Listrik.
Dicky menyebutkan akan terus mewujudkan target tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam setiap proses bisnis dan investasi sebagai bagian dari komitmen pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Sempat Terbang Lalu Disuspensi BEI, Kini Saham SLIS ARB Lagi
Selama bulan September ini saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) bergerak sangat volatil. Saham SLIS sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (23/9/2022) lalu saking meroketnya harga saham ini.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada Saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS), dalam rangka cooling down, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS), pada perdagangan tanggal 23 September 2022. Penghentian sementara perdagangan Saham SLIS tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai," tulis manajemen BEI.
Motor Listrik Volta Plus+ Dijual Rp 12,75 Juta, Minat Beli?
Kementerian BUMN mengadakan BUMN Startup Day 2022 dan menghadirkan berbagai perusahaan dalam beragam sektor, tidak terkecuali industri kendaraan listrik yang tengah naik daun.
Tidak heran, Volta, anak usaha PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), MCAS Group turut berpartisipasi dalam ajang tersebut dan meluncurkan inovasi terbaru yakni Volta Plus+, sebagai program kepemilikan motor listrik yang lebih murah dan lebih hemat. Adapun harga yang dibanderol yakni Rp 12,75 juta (OTR Jakarta).
Volta adalah salah satu perusahaan rintisan dalam sektor energi bersih yang telah menghadirkan berbagai varian motor listrik ramah lingkungan sebagai solusi transportasi bagi berbagai industri maupun kehidupan sehari-hari.
Meski Sedang Diterpa Koreksi, Saham BUMI Tetap Ramai Lancar
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belakangan ini terus diterpa koreksi. Namun meski sering terkoreksi, saham BUMI tetap menjadi saham yang paling banyak ditransaksikan.
Hingga sesi I perdagangan Selasa (27/9/2022), harga saham BUMI ditutup stagnan di Rp 137/unit. Namun harga saham BUMI sempat melemah ke posisi terendah intraday di Rp 128/unit.
Kendati stagnan, tetapi sebenarnya harga saham BUMI cenderung downtrend sejak 7 September 2022. Sebelum itu harga saham BUMI sempat ditutup di Rp 216/unit yang menjadi harga penutupan tertinggi sepanjang tahun.