Setelah Tiarap 4 Hari Beruntun, Harga CPO Mulai Bangkit!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Rabu, 28/09/2022 08:13 WIB
Foto: REUTERS/Samsul Said

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik tipis di sesi awal perdagangan Rabu (28/9/2022). Menghentikan penurunan selama empat hari beruntun.

Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan naik tipis 0,2% ke MYR 3.530/ton pada pukul 07:35 WIB.


Analis komoditas Reuters, Wang Tao memprediksikan harga CPO hari ini masih akan menguji titik support di MYR 3.427/ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju titik target MYR 3.288-3.360/ton.

Sumber: Refinitiv

Minyak sawit berjangka Malaysia pada Selasa (27/9) berakhir turun tipis 0,31% ke MYR 3.528/ton (US$ 765,89/ton) dan menjadi penurunan selama empat hari beruntun sejak pekan lalu. Selama empat hari perdagangan, harga CPO telah ambles 9,28%.

Menurut Kepala Penelitian Pialang Minyak Nabati Sunvin Group Anilkumar Bagani bahwa penurunan harga CPO terbatasi oleh pemulihan harga minyak saingan.

"Pemulihan shot-covering pada minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) dan minyak mentah bersamaan dengan ringgit Malaysia yang terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS), membantu CPO berjangka sedikit pulih, tapi tren keseluruhan tetap bearish," tuturnya dikutip Reuters.

Harga minyak kedelai di CBOT berakhir naik 0,67%, sedangkan harga minyak mentah dunia jenis Brent tercatat US$86,27 per barel, menguat 2,63% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. Sementara light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) naik 2,33% menjadi US$78,5 per barel pada Selasa (27/9).

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global, sementara minyak mentah yang lebih kuat membuat kelapa sawit lebih menarik untuk bahan baku biofuel.

Ringgit Malaysia terkoreksi 0,2% terhadap dolar AS dan menyentuh level terendah sepanjang sejarah, sehingga membuat harga minyak sawit lebih murah bagi pembeli yang memegang dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi