Pasca Terbang 4% Lebih, Harga CPO Ambles Lagi! Gegara Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) anjlok di sesi awal perdagangan Kamis (22/9/2022), setelah melesat 4% lebih kemarin. Apa pemicunya?
Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan ambles 1,29% ke MYR 3.837/ton pada pukul 08:04 WIB.
Lantas, bagaimana prediksi harga CPO hari ini?
Secara teknis, analis komoditas Reuters, Wang Tao menilai bahwa harga CPO akan menguji ulang titik resistance di MYR 3.897/ton, penembusan di atas dapat menyebabkan kenaikan ke MYR 3.960-4.018/ton.
![]() CPO 22 Sept |
Minyak sawit berjangka Malaysia berakhir melesat 4,12% ke MYR 3.887/ton atau US$ 855,16/ton pada Rabu (21/9), dan menjadi kenaikan selama dua hari beruntun. Harga CPO tertopang oleh prediksi bahwa permintaan akan meningkat kuat dari India dan harga minyak mentah yang melesat membuat CPO menjadi pilihan yang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Survei Reuters memproyeksikan bahwa impor CPO oleh India pada tahun ini, bisa naik 8,4 juta ton dari tahun sebelumnya karena kenaikan konsumsi domestik dibarengi dengan harga CPO yang lebih murah. Sementara, konsumsi pada 2023, diproyeksikan akan naik 3,6% menjadi 23 juta ton.
Seperti diketahui, Indonesia telah memperpanjang pembebasan pungutan ekspor hingga 31 Oktober 2022, sehingga harga CPO-nya pun jauh lebih murah.
"Penjual Indonesia sekarang berusaha keras untuk mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang dengan menawarkan diskon," kata Dealer minyak sawit yang berbasis di New Delhi dikutip Reuters.
"Saat ini, penjual Indonesia sangat kompetitif dibandingkan dengan Malaysia. Mereka memberikan diskon hingga US$ 5 per ton di bawah Malaysia," tambahnya.
Laju harga CPO juga terkerek naik oleh harga minyak saingan. Harga minyak kedelai di Dalian berakhir naik 2,3% sementara minyak kedelai di Chicago Board of Trade ditutup melesat 1%. Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Di sisi lainnya, harga minyak mentah dunia yang melonjak lebih dari 2% setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial pada Rabu (21/9), kian membuat CPO menjadi lebih menarik untuk dijadikan bahan baku biodiesel karena harganya lebih murah dibandingkan minyak mentah.
Namun, harga CPO dibayangi oleh perkiraan analis bahwa Malaysia sedang dalam puncak musim panen, bahkan analis memperkirakan produksi CPO Malaysia akan meningkat bulan ini.
"Peningkatan posisi terbuka saat ini dari minggu lalu adalah ujian lakmus dari ketakutan produksi secara keseluruhan baik di Malaysia dan Indonesia," kata Direktur Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor, Paramalingam Supramaniam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Pekan Lalu Ambles Hampir 15%, Kini Harga CPO Bangkit!
(aaf/vap)