Setelah Terkoreksi 4 Pekan Beruntun, Hari Ini CPO Libur Dulu

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
11 July 2022 10:30
FILE PHOTO - A worker collects palm oil fruit inside a palm oil factory in Sepang, outside Kuala Lumpur February 18, 2014. REUTERS/Samsul Said/File Photo   GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Foto: CPO (REUTERS/Samsul Said)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Malaysia Derivatives ditutup untuk memperingati Iduladha pada perdagangan Senin (11/7/2022) dan akan dibuka kembali pada tanggal 12 Juli 2022.

Mengacu pada data Refinitiv, harga CPO ditutup naik tipis 0,41% pada Jumat (8/7) ke posisi MYR 4.157/ton (US$ 940,79/ton), menandai kenaikan selama dua hari beruntun pada pekan lalu. Hal tersebut dipicu oleh meredanya kekhawatiran resesi sehingga mendorong harga minyak nabati.

Ditambah, harga minyak saingan seperti minyak kedelai juga diperdagangkan lebih tinggi dan berakhir melesat 3,1% di Dalian, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ditutup naik tipis 0,8%.

Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Namun, harga CPO masih anjlok 11,7% di sepanjang pekan lalu dan menjadi penurunan secara mingguan selama empat pekan beruntun karena antisipasi kenaikan persediaan bulan Juni dan volume ekspor yang lebih tinggi dari produsen utama CPO dunia yakni Indonesia.

Pada Sabtu (2/7), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan mengizinkan perusahaan yang telah menjual minyak sawit di dalam negeri untuk mengekspor tujuh kali lipat jumlah penjualan domestik mereka dimulai dari 1 Juli.

Menurutnya, pemerintah perlu melakukan upaya ekstra untuk segera memangkas persediaan dalam negeri dan menopang harga Tandan Buah Segar (TBS) yang sempat anjlok karena larangan ekspor CPO Indonesia pada akhir Mei lalu.

"Agar pengiriman bisa mengalir, kita mungkin harus menurunkan pungutan ekspor untuk memberikan insentif bagi pelaku usaha untuk mengekspor," kata Luhut.

Selain itu, Indonesia berencana untuk memotong pungutan ekspor maksimum US$ 200 per ton untuk bulan Juli dari US$ 375 per ton.

Pada Jumat (8/7), pejabat senior Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa Indonesia akan meningkatkan kandungan bahan bakar berbasis minyak sawit dalam biodieselnya menjadi 35% dikenal sebagai B35 yang akan dimulai pada 20 Juli.

Hal tersebut diharapkan dapat menyerap persediaan CPO dalam negeri yang membengkak dan membantu meningkatkan harga penjualan TBS sehingga petani tidak merugi.

Namun, Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura menilai bahwa pengumuman kebijakan sporadis dari Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, tentang percepatan ekspor dapat mengacaukan konsolidasi harga saat ini.

Di sepanjang bulan ini, harga CPO telah anjlok 33,06%, meskipun masih naik 6,81% secara tahunan tapi keuntungan tersebut kian tergerus karena harga CPO mengalami tren bearish selama empat pekan beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DMO CPO Jadi 30%, Antara Konsumsi VS Energi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular