Breaking News

Bikin Bos Sawit Ketar-ketir, Harga CPO Terjun 3% Lebih!

Market - Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
26 September 2022 09:55
Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) anjlok di sesi awal perdagangan Senin (26/9/2022). Dengan kata lain, harga CPO melanjutkan pelemahannya sejak pekan lalu.

Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan ambles 3,53% ke MYR 3.606/ton pada pukul 09:45 WIB.

Teknisnya, Wang Tao, Analis komoditas Reuters menilai bahwa harga CPO hari ini dapat kembali ke level terendah pada 20 September 2022 di MYR 3.631/ton karena pemantulan dari level terendah 8 September 2022 di MYR 3.481/ton telah selesai.

Harga CPO diprediksikan akan menunjukkan tren bearish dan memiliki titik resistance terdekat di MYR 3.796/ton. Namun, jika harga CPO dapat menembus di atas titik resistance, dapat menyebabkan kenaikan ke kisaran MYR 3.847-3.897/ton.

CPO 26 SeptSumber: Refinitiv

Pada Jumat (23/9), minyak sawit berjangka Malaysia ditutup ambles 2,35% menjadi MYR 3.736/ton atau setara US$ 815,6/ton dan menjadi penurunannya selama dua hari beruntun setelah analis memprediksikan harga CPO akan jatuh lebih dari 30% pada akhir tahun ini karena pasokan yang lebih banyak di bandingkan permintaan di pasar nabati.

Analis Dorab Mistry pada konferensi Globoil di Agra India memproyeksikan bahwa harga CPO akan jatuh ke MYR 2.500 (US$ 547,29) pada akhir tahun ini karena terbebani oleh peningkatan produksi. Sementara, permintaan di pasar nabati terancam menurun karena perlambatan ekonomi global.

Analis juga mengungkapkan bahwa harga CPO pada Maret 2022 sempat menyentuh level tertingginya setelah perang Rusia dan Ukraina menghambat pasokan minyak nabati global, tapi harga CPO telah jatuh hampir 50% sejak itu karena kegelisahan atas resesi global.

Diketahui, pada 22 September 2022, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps) dan mengirim tingkat suku bunga menjadi 3%-3,25% dan menjadi posisi tertinggi sejak awal 2008.

Bahkan, pejabat The Fed kembali mengisyaratkan kenaikan suku bunga hingga tingkat dana mencapai titik akhir sebesar 4,6% pada 2023. Ini menyiratkan kenaikan suku bunga seperempat poin tahun depan tetapi tidak ada penurunan.

Keagresifan The Fed meningkatkan potensi perlambatan ekonomi, sehingga menekan pasar komoditas.

Selain itu, harga CPO juga terbebani oleh penurunan harga minyak saingannya. Harga minyak kedelai di Dalian berakhir anjlok 1,1%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tergelincir 1,9%.

Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bos Sawit Perhatian! Harga CPO Hari Ini Anjlok Hampir 3%


(aaf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading