Dolar Tertinggi dalam 2 Dekade, Harga Perak Longsor 1%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 23/09/2022 15:53 WIB
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia merosot 1% pada perdagangan hari ini tertekan oleh penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

Pada Jumat (23/9/2022) pukul 15.30 WIB harga perak dunia tercatat US$19,46 per ons, turun 1,01% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Dolar Amerika Serikat menguat ke rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Indeks dolar (yang mengukur Greenback dengan enam mata uang lain) tercatat 111,93.

Penguatan dolar AS menjadi sentimen negatif bagi perak yang dibanderol dengan Greenback sebab menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaan turun, maka harga mengikuti.

Kebijakan moneter yang ketat mendorong dolar AS untuk melaju. Kemarin, bank sentral AS The Fed, menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke target 3,00% - 3,25% pada pertemuan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia. Kenaikan sebesar 75 basis poin jadi yang ketiga kali secara beruntun.

Kenaikan suku bunga dilakukan untuk menekan inflasi yang masih tinggi hingga saat ini. Target inflasi The Fed adalah 2% dan komitmen sudah ditetapkan untuk membawa inflasi ke kisaran target.

Suku bunga adalah 'musuh utama dari logam mulia seperti perak karena membuatnya tidak menarik di mata investor. Saat suku bunga naik biaya peluang memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil menjadi meningkat. Saat permintaan turun, harga pun mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)