Deretan Saham Tercuan di Tengah Turbulensi Suku Bunga
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,43% ke 7.187,87 pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (23/9/2022). Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers
Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini Jumat (23/9/2022).
1. PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN), naik +24,22%, ke Rp 200/unit
2. PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), naik +21,71%, ke Rp 157/unit
3. PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), naik +11.43%, ke Rp 156/unit
4. PT Paninvest Tbk (PNIN), naik +11,4%, ke Rp 1.515/unit
5. PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS), naik +11,25%, ke Rp 89/unit
Saham Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 34,98 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 183,24 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham JKEN bergerak di rentang Rp 152-202/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham KJEN mencapai Rp 100 miliar.
Jika melihat data perdagangan sejak 12 September hingga Kamis (22/9/2022), saham KJEN tercatat 4 kali menghijau, dengan 4 kali merah, dan 1 kali stagnan. Dengan ini KJEN masih mengalami kenaikan mencapai 38,89% sepekan dan melesat 117,39% sebulan terakhir.
Belum diketahui secara signifikan terkait kenaikan saham KJEN. Tetapi, jika melihat kinerja keuangannya, pada semester I-2022 KJEN masih membukukan rugi bersih senilai Rp 466,3 juta meskipun kerugian ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 595,8 juta.
Tren bisnis utama KJEN di bidang pengiriman dokumen juga akan terus menurun sebagai imbas dari banyaknya dokumen yang kini sudah berganti menjadi dokumen elektronik pasca pandemi Covid-19.
Kendati demikian, perseroan terus-menerus mengupayakan efisiensi usaha mendukung keberlanjutan usaha perseroan ke masa depan agar senantiasa bisa kembali menstabilkan kinerja perseroan.
Efisiensi yang dilaksanakan manajemen pada paruh pertama tahun ini, berhasil menekan beban usaha perseroan menjadi Rp 3,06 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 3,5 miliar. Penurunan beban usaha disebabkan efisiensi pada pos pengeluaran untuk membayar antara lain jasa profesional, biaya listrik, telepon, dan air, serta pos pengeluaran perseroan untuk biaya sewa.
(aum)