Deretan Saham Tercuan di Tengah Turbulensi Suku Bunga

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
23 September 2022 12:55
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,43% ke 7.187,87 pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (23/9/2022). Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers

Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini Jumat (23/9/2022).

1. PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN), naik +24,22%, ke Rp 200/unit

2. PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), naik +21,71%, ke Rp 157/unit

3. PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), naik +11.43%, ke Rp 156/unit

4. PT Paninvest Tbk (PNIN), naik +11,4%, ke Rp 1.515/unit

5. PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS), naik +11,25%, ke Rp 89/unit

Saham Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 34,98 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 183,24 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham JKEN bergerak di rentang Rp 152-202/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham KJEN mencapai Rp 100 miliar.

Jika melihat data perdagangan sejak 12 September hingga Kamis (22/9/2022), saham KJEN tercatat 4 kali menghijau, dengan 4 kali merah, dan 1 kali stagnan. Dengan ini KJEN masih mengalami kenaikan mencapai 38,89% sepekan dan melesat 117,39% sebulan terakhir.

Belum diketahui secara signifikan terkait kenaikan saham KJEN. Tetapi, jika melihat kinerja keuangannya, pada semester I-2022 KJEN masih membukukan rugi bersih senilai Rp 466,3 juta meskipun kerugian ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 595,8 juta.

Tren bisnis utama KJEN di bidang pengiriman dokumen juga akan terus menurun sebagai imbas dari banyaknya dokumen yang kini sudah berganti menjadi dokumen elektronik pasca pandemi Covid-19.

Kendati demikian, perseroan terus-menerus mengupayakan efisiensi usaha mendukung keberlanjutan usaha perseroan ke masa depan agar senantiasa bisa kembali menstabilkan kinerja perseroan.

Efisiensi yang dilaksanakan manajemen pada paruh pertama tahun ini, berhasil menekan beban usaha perseroan menjadi Rp 3,06 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 3,5 miliar. Penurunan beban usaha disebabkan efisiensi pada pos pengeluaran untuk membayar antara lain jasa profesional, biaya listrik, telepon, dan air, serta pos pengeluaran perseroan untuk biaya sewa.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Jumat (23/9/2022).

1. PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), turun -9,82%, ke Rp 147/unit

2. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM), turun -6,94%, ke Rp 402/unit

3. PT Dwi Shri Farmindo Tbk (DEWI), turun -6,67%, ke Rp 224/unit

4. PT Bumi Resources Tbk (BUMI), turun -6,37%, ke Rp 147/unit

5. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), turun -6,25%, ke Rp 525/unit

Saham Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 54,63 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 364 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham AMMS bergerak di rentang Rp 147-160/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham AMMS mencapai Rp 176,4 miliar.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 12 September hingga Kamis (22/9/2022), saham AMMS sudah 4 kali menghijau dan 5 kali ambles. Dengan ini AMMS telah mencatatkan penurunan mencapai 28,64% sepekan terakhir, dan masih naik 9,7% sebulan.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham AMMS. Namun investor yang masih cenderung melepas saham AMMS menilai bahwa harga saham AMMS yang sudah naik berhari-hari membuat mereka merealisasikan keuntungannya.

Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022. Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, Agung Menjangan Mas berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular