Ampun The Fed! Harga Tembaga Jadi Terpeleset ke Zona Merah

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 September 2022 14:50
FILE PHOTO: Trucks are parked at the open-pit mine of PT Freeport's Grasberg copper and gold mine complex near Timika, in the eastern region of Papua, Indonesia on September 19, 2015 in this file photo taken by Antara Foto.   REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara FotoATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS MANDATORY CREDIT. INDONESIA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN INDONESIA./File Photo
Foto: Truk diparkir di tambang terbuka kompleks tambang tembaga dan emas Grasberg PT Freeport dekat Timika, di wilayah timur Papua, Indonesia (19/9/2015). (REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau melemah pada perdagangan siang hari ini. Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat jadi penekan.

Pada Kamis (22/9/2022) pukul 13.45 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.648,5 per ton, turun 0,52% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke target 3-3,25% pada pertemuan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia. Kenaikan sebesar 75 basis poin jadi yang ketiga kali secara beruntun.

Kenaikan suku bunga dilakukan untuk menekan inflasi yang masih tinggi hingga saat ini. Target inflasi The Fed adalah 2% dan komitmen sudah ditetapkan untuk membawa inflasi ke kisaran target.

"Kita harus mendapatkan inflasi di belakang kita. Saya berharap ada cara tanpa rasa sakit untuk melakukan itu. Tidak ada," kata Powell dalam konferensi pers di Washington pada hari Rabu.

"Suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan pasar tenaga kerja yang melemah, semuanya menyakitkan bagi publik yang kami layani. Tapi mereka tidak separah gagal mengembalikan stabilitas harga dan harus kembali dan melakukannya lagi," sambung Powell.

Kenaikan suku bunga membawa dolar Amerika Serikat menguat ke rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Indeks dolar (yang mengukur greenback dengan enam mata uang lain) tercatat 111,677.

Dolar yang menguat menjadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol dengan greenback sebab menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaan turun, maka harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/vap) Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular