Perang The Fed Lawan Inflasi Belum Usai, Perak Drop 1% Lebih

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 September 2022 12:27
Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)
Foto: Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia merosot pada perdagangan siang hari ini setelah bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga acuan.

Pada Kamis (22/9/2022) pukul 11.30 WIB harga perak dunia tercatat US$19,35 per ons, turun 1,23% dibandingkan posisi kemarin.

The Fed, menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke target 3,00% - 3,25% pada pertemuan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia. Kenaikan sebesar 75 basis poin jadi yang ketiga kali secara beruntun.

Kenaikan suku bunga dilakukan untuk menekan inflasi yang masih tinggi hingga saat ini. Target inflasi Th Fed adalah 2% dan komitmen sudah ditetapkan untuk membawa inflasi ke kisaran target.

"Kita harus mendapatkan inflasi di belakang kita. Saya berharap ada cara tanpa rasa sakit untuk melakukan itu. Tidak ada," kata Powell dalam konferensi pers di Washington pada hari Rabu.

"Suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan pasar tenaga kerja yang melemah, semuanya menyakitkan bagi publik yang kami layani. Tapi mereka tidak separah gagal mengembalikan stabilitas harga dan harus kembali dan melakukannya lagi," sambung Powell.

Suku bunga adalah 'musuh utama dari logam mulia seperti perak karena membuatnya tidak menarik di mata investor. Saat suku bunga naik biaya peluang memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil menjadi meningkat. Saat permintaan turun, harga pun mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras) Next Article Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular