The Fed Kerek Suku Bunga, Ini Saham-saham Pilihan Asing

Market - Putra, CNBC Indonesia
22 September 2022 06:25
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing mulai terlihat kabur dari pasar saham Indonesia kemarin sesaat sebelum The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin.

Asing yang lari dari pasar RI cukup membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan. Kemarin asing net sell jumbo di pasar reguler senilai Rp 993 miliar.

Saat asing net sell hampir Rp 1 triliun, IHSG melemah 0,12% dan ditutup di 7.188,31. Sudah tiga hari ini IHSG tampak kesulitan untuk menembus level psikologis 7.200.

Tak hanya itu rupiah juga sempat tembus Rp 15.000/US$ lagi. Dengan rupiah yang melemah, Bank Indonesia (BI) diperkirakan menaikkan suku bunga acuan.

Hari ini BI akan mengumumkan kebijakan moneternya setelah dua hari melakukan rapat. Konsensus pasar memperkirakan BI akan menaikkan BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4%.

Dengan tren pelemahan rupiah dan kenaikan tekanan inflasi, analis menilai sudah sewajarnya BI untuk ikut langkah The Fed dan bank sentral lain mengerek suku bunganya naik.

Namun di tengah adanya outflow, pelemahan rupiah dan IHSG serta isu kenaikan suku bunga, beberapa saham tampak masih menjadi pilihan investor asing.

Apabila melihat perdagangan kemarin, setidaknya ada 5 saham yang paling banyak diborong asing dengan nilai net buy lebih dari Rp 30 miliar. Berikut daftarnya: 

Saham

Sektor

Net Foreign Buy (Rp miliar)

Perubahan Harga (%)

UNVR

Konsumen

57,1

1,69%

PGAS

Gas

37,9

1,40%

BBRI

Bank

32,2

1,34%

ANTM

Pertambangan

31,9

1,46%

HEAL

Kesehatan

31,2

2,04%

Ketika IHSG melemah, kelima saham yang paling banyak diborong oleh asing tersebut justru menguat. Bahkan apresiasinya lebih dari 1%.

Sektornya pun beragam, ada yang sifatnya defensif seperti konsumen hingga sektor yang sifatnya siklikal seperti gas dan pertambangan yang sangat tergantung pada harga komoditas global.

Sejauh ini IHSG terbilang cukup tahan banting. Ketika Wall Street jatuh akibat kebijakan moneter yang tidak bersahabat, indeks saham acuan nasional masih memberikan return positif 9,2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000


(trp/vap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading