Beli Saham Ini Bermodal Rp 1,5 Juta, Bisa Cuan Rp 5 Triliun

Trp, CNBC Indonesia
Rabu, 21/09/2022 06:25 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi saham bisa menjadi salah satu opsi kendaraan yang menarik bagi para investor untuk menambah pundi-pundi kekayaan.

Catat saja, kekayaan investor kawakan Warren Buffett paling banyak dikontribusi oleh perusahaan investasi miliknya yaitu Berkshire Hathaway (BRK) di mana investasi Buffet didominasi dengan investasi di pasar modal.

Pria dengan julukan Suhu dari Omaha yang dikenal karena prinsip 'value investing' tersebut pertama kali mengambil alih BRK pada tahun 1964. Kala itu BRK merupakan perusahaan tekstil yang sedang sekarat.


Alasan Warren Buffett membeli saham perusahaan sekarat karena di awal karirnya di dunia investasi, sang investor menganut strategi cigar butt stock investing.

Secara sederhana, strategi tersebut menitikberatkan pada saham yang harganya sudah sangat murah bahkan di bawah nilai likuidasinya sehingga karena pasar tidak rasional ada kesempatan bahwa harga sahamnya akan melesat meski kinerja bisnisnya tetap buruk.

Namun siapa sangka bahwa berinvestasi di perusahaan sekarat tersebut telah membawa Warren Buffett sebagai salah satu orang terkaya di dunia.

Sedikit gambaran, saat Warren Buffett mengambil alih perusahaan tekstil tersebut harganya masih US$ 12,37/saham.

Sebagai catatan di tahun 1967 di mana CEIC pertama kali mencatat kurs rupiah terhadap dolar, untuk US$ 1 dihargai setara Rp 149. Artinya harga satu saham BRK setara dengan Rp 1.856.

Apabila saat itu seorang warga Indonesia memiliki modal Rp 1,5 juta dan mengkonversinya menjadi dolar AS yang setara dengan US$ 10.000, maka dapat membeli saham BRK sebanyak 808 lembar.

Dengan modal yang tergolong sedikit tersebut maka nilai investasi sebesar US$ 10.000 akan menjadi kurang lebih US$ 337 juta. Nilai tersebut diperoleh karena saham BRK A yang sudah ada sejak 1964 kini dihargai US$ 416.907/saham.

Artinya dalam kurun waktu 58 tahun return dari capital gain saham BRK A mencapai 3.370.207% atau memberikan return secara compounding 19,7% per tahun.

Hal inilah yang menyebabkan nilai investasi Rp 1,5 juta yang dulu ditempatkan di saham BRK A sekarang sudah senilai US$ 337 juta atau setara dengan Rp 5,05 triliun mengacu pada nilai kurs dolar AS saat ini di angka Rp 14.980/US$.

Selain karena harga saham BRK A yang melesat signifikan, nilai tukar rupiah juga melemah drastis sehingga memunculkan multiplier effect ketika berinvestasi di ekuitas asing. Terhitung sejak tahun 1960-an, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi hampir 10.000%.

Hal inilah yang menyebabkan investasi sebesar Rp 1,5 juta dapat berubah menjadi Rp 5,05 triliun atau menghasilkan total return sebesar 336.581.245%.

Meskipun demikian perlu diingat bahwa Rp 1 pada tahun 1967 jelas berbeda dengan Rp 1 sekarang. Nilai Rp 1 pada tahun 1967 tentunya jauh lebih berharga dari Rp 1 saat ini karena adanya faktor berupa inflasi.

Dilansir dari data World Bank di mana inflasi tahunan sejak 1967 hingga 2022 rata-rata sebesar 11,59% per tahun, maka uang sebesar Rp 1,5 juta di tahun 1967 setara dengan Rp 626 juta di tahun 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Danantara! 7 Saham Ini Tiba-Tiba Melonjak Tajam