Saham BRMS Ambles Lagi, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan mineral Grup Bakrie yang juga merupakan anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kembali terkoreksi pada perdagangan sesi I Selasa (20/9/2022).
Saham BRMS ditutup ambles 6,77% ke posisi harga Rp 179/unit pada perdagangan sesi I hari ini. Bahkan, saham BRMS kembali menyentuh batas auto reject bawah (ARB) hari ini.
Nilai transaksi saham BRMS pada perdagangan sesi I hari ini mencapai Rp 169,55 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 931,02 juta lembar saham.
Dalam sepekan terakhir, saham BRMS ambles 20,8% dan dalam sebulan terakhir saham BRMS ambruk 21,49%.
Sejatinya, saham BRMS sudah mencatatkan koreksi sejak 7 September lalu, di mana hanya pada 13 September lalu saham BRMS ditutup stagnan.
Harga emas yang terus menurun menjadi salah satu pemberat saham BRMS hari ini.
Pada perdagangan hari ini pukul 06:38 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.675,39 per troy ons, melemah tipis 0,02%.
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 3 April 2020 atau dalam 29 bulan terakhir. Pada perdagangan Senin kemarin, harga emas menguat tipis 0,05% ke US$ 1.675,78 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas sudah anjlok 1,5% (ptp). Dalam sebulan, harga emas masih ambles 4,1% sementara dalam setahun anjlok 5,1%.
Analis RJO Futures, Daniel Pavilonis mengatakan emas akan terus tertekan menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menggelar rapat FOMC pada Selasa dan Rabu pekan ini waktu AS. Pasar kini berspekulasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 75 bps bahkan hingga 100 bp.
"Emas masih bergerak di level rendahnya. Penurunan tajam emas ini adalah antisipasi pengumuman The Fed," tutur Pavilonis, seperti dikutip dari Reuters.
Kembali ke BRMS, sebelumnya perseroan meraup keuntungan dari hasil penjualan emas yang mengalami kenaikan sebesar 39% dari US$ 3,5 juta menjadi US$ 4,9 juta di semester pertama 2022.
Dengan ini, maka laba bersih BRMS mencapai US$ 3,9 juta pada semester pertama 2022. Capaian tersebut naik tipis sebesar 8% dari periode yang sama pada tahun 2021 sebesar US$ 3,6 juta.
Direktur Utama BRMS Agus Projosasmito mengatakan, melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM), BRMS juga mencatat kenaikan produksi emas pada paruh tahun ini menjadi 82 kg. Produksi tersebut naik 34% dari tahun 2021 yang sebesar 61 kg.
"Kinerja keuangan kami yang semakin membaik di semester pertama 2022 didukung oleh kenaikan produksi emas," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8/2022) lalu.
Agus menyebut, pihaknya saat ini fokus pada penyelesaian konstruksi pabrik emas yang kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari di Palu dalam waktu dekat.
"Kami berharap untuk dapat menambah produksi emas kami dari pabrik baru tersebut di kuartal keempat tahun 2022 ini," pungkasnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Perlengkapan Datang, Pabrik Emas BRMS di Palu Beroperasi 2022
(chd/vap)