Galau Tentukan Arah, IHSG Sesi I Ditutup Naik Tipis Banget

Market - Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
20 September 2022 12:00
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat tipis nyaris stagnan pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (20/9/2022) di tengah penantian investor terkait kebijakan moneter The Fed serta kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI).

IHSG dibuka menguat 0,17% di posisi 7.207,4 dan ditutup menguat tipis 0,15 poin ke 7.195,64 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 6,93 triliun dengan melibatkan lebih dari 20 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah berada di zona hijau. Selang 8 menit kemudian IHSG sempat memangkas penguatan menjadi 0,07% di 7.200,17. Pukul 09:25 WIB indeks terpantau menguat 0,65% ke 7.242,06.

Sejak pukul 10:15 WIB IHSG terpantau galau menentukan arah geraknya sebelum akhirnya ditarik ke zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I siang ini.

Level tertinggi berada di 7.252,19 sekitar pukul 09:30 WIB sementara level terendah berada di 7.186,25 sesaat sebelum perdagangan ditutup. Sementara, mayoritas saham siang ini memang mengalami penurunan.

Statistik perdagangan mencatat ada 324 saham yang melemah dan 198 saham yang mengalami kenaikan dan sisanya sebanyak 161 saham stagnan.

Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 818,4 miliar. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 297,1 miliar dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di posisi ketiga sebesar Rp 247,2 miliar.

Pasar saham AS secara mengejutkan ditutup menguat pada perdagangan perdana pekan ini dalam sesi yang bergejolak menjelang pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve yang dijadwalkan akan dimulai Selasa.

Dow Jones Industrial Average melonjak 197,26 poin, atau 0,64%. Sedangkan S&P 500 dan NASDAQ ditutup naik masing-masing 0,69% dan 0,76%.

Saat ini fokus pelaku pasar masih tertuju pada keputusan kebijakan moneter suku bunga oleh bank sentral utama dunia, The Fed serta dari dalam negeri oleh Bank Indonesia.

Pertemuan The Fed dijadwalkan akan digelar pada 20-21 September 2022 untuk mendiskusikan kebijakan moneter terbarunya.

Jika mengacu pada alat ukur FedWatch, pasar memprediksi peluang The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 3-3,25% sebesar 80%. Sementara sisanya memproyeksikan The Fed akan lebih agresif lagi dengan menaikkan suku bunga sebesar 100 bps menjadi 3,25-3,5%.

Pandangan hawkish tersebut terjadi setelah rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Agustus 2022 berada di 8,3% secara tahunan (yoy). Meskipun melandai dari bulan sebelumnya di 8,5%, tapi posisi tersebut masih berada di atas prediksi analis.

Lebih ekstrem lagi, analis Goldman Sachs Group memprediksikan bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga acuannya dan membawa tingkat suku bunga menjadi 4-4,25% pada akhir tahun ini. Mereka juga memproyeksikan tingkat pengangguran di AS akan naik menjadi 3,7% pada akhir 2022. Pandangan serupa juga diutarakan Analis Global S&P.

"Sikap agresif The Fed diperkirakan akan berlanjut dengan penetapan harga pasar dalam kenaikan 75 bp ketiga berturut-turut, meskipun kenaikan 100 poin juga ada di meja. Suku bunga diperkirakan akan mencapai 4,25% pada akhir 2022," kata Intelijen Pasar Global S&P dikutip Reuters.

Dari dalam negeri, investor juga akan disibukkan dengan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan digelar pada 21-22 September 2022.

Pelaku pasar tampaknya masih mengukur langkah dan dengan seksama menantikan keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan atau menahan suku bunga acuan dalam upaya menjinakkan inflasi yang semakin liar.

Konsensus analis Trading Economics memprediksikan bahwa BI akan mengekor The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps, melanjutkan pengetatan kebijakan moneternya dari bulan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Artikel Selanjutnya

IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?


(aum/vap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading