Habis Cetak Rekor Tertinggi, IHSG Mau ke Mana Nih?

Putra, CNBC Indonesia
15 September 2022 12:46
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah (All Time High/ATH) barunya di sesi I Kamis (15/9/2022).

IHSG melesat 1,17% dan ditutup di 7.363,42. Apabila posisi tersebut mampu bertahan sampai akhir perdagangan, maka posisi penutupan hari ini akan menjadi ATH terbaru melampaui posisi tertinggi sebelumnya 7.318.

IHSG memang sudah dibuka menguat 0,45% dan kembali ke level psikologis 7.300. Bahkan IHSG sempat melesat ke 7.372,75 yang menjadi rekor ATH intraday terbaru melampaui capaian sebelumnya di 7.355.

Mayoritas saham menguat hingga siang ini. Statistik perdagangan mencatat ada 298 saham yang menguat dan 216 melemah, sedangkan sisanya 182 saham stagnan.

Rilis kinerja perdagangan internasional yang sangat baik turut menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG hari ini.

Sebagai catatan, ekspor Indonesia bulan Agustus 2022 naik 30,15% year on year (yoy) dan impor meningkat 32,81% yoy. Neraca dagang surplus US$ 5,7 miliar bulan lalu.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak naik menuju batas atas BB terdekat di 7.375.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI mengalami kenaikan ke posisi 67,4 yang menunjukkan adanya penguatan momentum beli.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak sudah memotong garis EMA 26 dari bawah dan bar histogram bergerak di area positif.

Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, IHSG berpeluang bergerak di rentang 7.300-7.375 di sesi II nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular