Harga Perak Naik Tipis, Terpengaruh Inflasi Tinggi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 14/09/2022 18:30 WIB
Foto: Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia di pasar spot menguat pada perdagangan jelang sore hari ini karena inflasi yang masih tinggi diperkirakan mendorong permintaan akan safe haven.

Pada Rabu (14/9/2022) pukul 16.15 WIB harga perak dunia tercatat US$19,48 per ons, naik 0,73% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Laporan indeks harga konsumen (CPI) Agustus menunjukkan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Laju inflasi tahunan sebesar 8,3% year-on-year/yoy, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,1% yoy.

Sementara secara bulanan naik 0,1% month-to-month/mtm meskipun terjadi penurunan harga gas. Inflasi inti sendiri naik 0,6% mtm. Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus, di mana terjadi penurunan 0,1% untuk inflasi umum dan kenaikan 0,3% untuk inflasi inti.

Kenaikan inflasi mendorong mata uang dolar mendekati rekor tertinggi dalam 20 tahun. Dollar index (yang mengukur Greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 109,728, sementara rekor berada di 110,214.

Inflasi yang masih tinggi meningkatkan daya tarik perak sebagai aset untuk lindung nilai (hedging). Akan tetapi bayang-bayang kenaikan suku bunga membatasi kenaikan harga perak.

Inflasi yang memanas membuat bank sentral The Fed berpeluang besar menaikkan suku bunga dengan lebih agresif. Bahkan pasar melihat ada peluang kenaikan 100 basis poin (bp) dalam pertemuan 20-21 September mendatang.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp menjadi 3,00% - 3,25% adalah 67,0%. Sementara peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar100 bp menjadi 3,25% - 3,50% adalah 18%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)