Dari Sabda Erick Hingga IPO Belasan Triliun Anak BUMN

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
14 September 2022 08:11
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Catat! 4 BUMN akan IPO, Nilai Emisi Bisa Belasan Triliun

Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari sektor energi, agribisnis dan pupuk akan melepas saham ke publik melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) hingga 2023. Nilai IPO perusahaan ini diperkirakan mencapai belasan triliun rupiah.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menyebutkan satu BUMN akan melaksanakan IPO tahun ini dan tiga lainnya akan menyusul di 2023. Keempat yaitu, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energy (PHE), Palm Co, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

"PHE Insya Allah tahun depan, kemudian Palm Co, lalu PKT. Empat itulah yang akan IPO, dalam kurun waktu tahun ini dan tahun depan. Setelah itu, tutup warung dulu. Baru setelah itu kita pikirkan, lanjut lagi," kata Pahala saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Senin (12/9/2022).

ADMR Kasih Kode Soal Dividen, Bakal Dibagi Nggak Ya?

PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) mempertimbangkan soal pembagian dividen. Hal ini disampaikan oleh Direktur ADMR Heri Gunawan.

"Terkait dividen, kami akan selalu mempertimbangkan kas dan kebutuhan pendanaan perusahaan, baik itu untuk belanja modal, kebutuhan kerja, dan nantinya jika setelah ada utang dan sekarang pun kita sudah punya utang pemegang saham," jelas Heri dalam Public Expose Live 2022 ADMR, Selasa (13/9/2022).

Sehingga, perusahaan akan menghitung secara seksama segala kebutuhan, sebelum mengusulkan angka dividen yang akan dibagi. "Kami akan mencari titik optimum, yang seimbang, sebelum kami sebagai manajemen mengusulkan berapa besaran dividen yang dibagikan," imbuh Heri.

Gokil! Laba Bersih Tambang Emas Sandiaga Uno Naik 1.550%

Emiten tambang emas milik Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), melaporkan laba bersih sebesar US$ 96,79 juta atau setara dengan Rp 1,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.800/US$) pada semester pertama tahun ini. Kinerja bottom line tersebut terbang lebih dari 1.500% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya senilai US$ 5,87 juta.

Melambungnya laba bersih MDKA utamanya ditopang oleh pendapatan yang naik 152% menjadi US$ 341 juta (Rp 5,05 triliun) dari semula US$ 135 juta.

Beban pokok tercatat naik 120% secara nominal, akan tetapi jika dibandingkan dengan pendapatan bersih porsinya tercatat malah turun cukup signifikan. MDKA tercatat mampu melakukan efisiensi seiring dengan naiknya pendapatan perusahaan. Semester pertama tahun ini rasio beban pokok terhadap total pendapatan tercatat turun menjadi 69% dari periode yang sama tahun lalu mencapai 79%.

(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular