RI Bangga, Palm Co akan Menjadi Produsen CPO Terbesar Dunia

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
13 September 2022 15:51
Pemandangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pelalawan, provinsi Riau, Indonesia, Rabu (27/4/2022). (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Pemandangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pelalawan, provinsi Riau, Indonesia, Rabu (27/4/2022). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Palm Co, anak usaha dari PTPN III (holding Badan Usaha Milik Negara/BUMN Perkebunan), akan menjadi produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar dunia. Kementerian BUMN akan mendorong Palm Co untuk membuat produk turunan CPO yang punya nilai tambah. 

"Kita harapkan dari pengembangan Palm Co, ada tiga hal yang kita arahkan. Satu, pengembangan downstream yaitu produksi olein dan stearin. Ini adalah bahan baku, termasuk untuk membuat minyak goreng. Kedua, bekerja sama dengan mitra untuk membuat oleochemicals," kata Pahala kepada CNBC Indonesia, Senin (12/9/

Oleochemicals merupakan bahan baku untuk membuat sabun, kosmetik dan bahan dasar lainnya. 

Palm Co, lanjut Pahala, dari luas lahan merupakan salah satu perkebunan terbesar. "Kalau kita sudah berhasil menjadikan Palm Co, sebetulnya kita akan menjadi perusahaan dengan jumlah lahan yang kelola terbesar di dunia," tegas Pahala.

"Sebenarnya kami gajah, tadinya tidur sekarang sudah mulai."

Pahala menjelaskan. PTPN III sudah menjadi holding perkebunan sejak 2014, baru dua tahun belakang bisa menghasilkan laba besar. Sebelumnya perusahaan PTPN bekerja sendiri-sendiri dan tidak tekonsolidasi.

Kementerian BUMN menargetkan pada 2022, Palm Co sudah terbentuk, dengan mengkosolidasikan beberapa perusahaan perkebunan sawit di bawah holding PTPN III menjadi satu entitas usaha. Setelah konsolidasi selesai, pada 2023 Kementerian BUMN berencana mencatatkan saham Palm Co di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalu penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

IPO PalmCo yang digadang-gadang mampu meraup dana segar Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun melalui IPO. PTPN bahkan sudah menunjuk Mandiri Sekuritas dan McKinsey sebagai penasihat aksi korporasinya tersebut.

Seperti diketahui, konsolidasi aset perkebunan dan pabrik menjadi salah satu tahapan awal sebelum PalmCo memulai proses IPO. PalmCo bakal memiliki lahan perkebunan sawit dengan luas sekitar 700.000 hektar (ha) dan ditargetkan menjadi 1,1 juta hektar.

Mengutip situs resmi, PTPN III saja saat ini memiliki setidaknya 12 pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Jika ditotal, kapasitas tandan buah segarnya mencapai 585 tandan buah segar (TBS) per jam.

Sejalan dengan rampungnya proses konsolidasi tersebut, diharapkan proses initial public offering (IPO) sub-holding PTPN III di sektor perkebunan sawit itu bisa berjalan sesuai jadwal. PalmCo ditargetkan bisa IPO pada 2023 dan meraup dana segar antara Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun.

Menteri BUMN Erick BUMN pernah menyebut telah mengkonsolidasikan PTPN dari sebelumnya sebanyak 14 perusahaan menjadi 4 perusahaan. BUMN akan memisahkan perusahaan khusus kelapa sawit menjadi Palm Co.

Artinya, PalmCo dapat melangsungkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham pada tahun 2023. Harapannya, PalmCo dapat menyelesaikan permasalahan minyak goreng yang harganya sempat melambung dan menyulitkan daya beli masyarakat.

"Karena selama ini PTPN sulit seimbangkan pasar, karena pasar minyak goreng hanya 5%," tuturnya.

Erick tengah mencoba membangun terobosan dengan Menteri Koperasi dan UMKM di Sumatera Utara. PTPN cukup dominan di wilayah ini dengan adanya minyak dengan merek Nusakita yang lebih murah dibandingkan swasta.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! 4 Anak Usaha BUMN Siap Go Public!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular