Dulu Betah di Gocap, Kini Transaksi Saham BUMI Paling Ramai

Putra, CNBC Indonesia
13 September 2022 12:52
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memang menjadi sorotan banyak pihak di sepanjang tahun 2022.

Nilai dan frekuensi transaksi saham BUMI konsisten menduduki ranking satu di papan Bursa dalam dua minggu terakhir.

Sebagai catatan, saham BUMI telah ditransaksikan sebanyak 40.672 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp 947 miliar dan menjadi saham yang paling ramai ditransaksikan di bursa. Nilai transaksi yang terbilang jumbo tersebut baru terjadi di sesi I perdagangan Selasa (13/9/2022).

Kendati melemah 0,95% ke Rp 208/unit hingga istirahat siang hari ini, saham BUMI masih mencatatkan imbal hasil dari capital gain sebesar 58,78% dalam satu bulan terakhir.

Berbagai katalis positif mulai dari harga batu bara yang terbang dan tembus US$ 400/ton hingga aksi korporasi yang berdampak pada penurunan utang BUMI yang signifikan menjadi pendorong kenaikan harga sahamnya.

Belum lama ini BUMI juga mengumumkan rencananya soal aksi korporasi menambah modal dengan skenario PMTHMETD atau private placement (PP).

Aksi korporasi tersebut tertuang dalam keterbukaan informasi perseroan yang terbit Jumat (2/9/2022). BUMI berencana menerbitkan 200 miliar saham Seri C baru di harga Rp 120/unit, sehingga total nilai penerbitan mencapai Rp 24 triliun.

Dana yang diperoleh dari aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk melakukan penyelesaian kewajiban perseroan berupa pembayaran utang PKPU kepada kreditur PKPU.

Dengan asumsi kurs Rp 15.000/US$, maka BUMI mendapatkan dana senilai US$ 1,6 miliar. Dana dari PP akan menurunkan utang perseroan sebesar US$ 1,54 miliar sehingga jumlah kewajiban BUMI tersisa US$ 1,9 miliar.

Alhasil rasio pengungkit atau leverage ratio dari BUMI akan membaik dengan rasio debt to equity (DER) dari 4 kali menjadi 0,8 kali.

Dengan turunnya DER, maka rasio total kewajiban terhadap total aset juga turun dari 80,1% menjadi 45,1%. Sementara rasio lancar juga meningkat dari 33,99% sebelum PP menjadi 83,53%.

Penambahan modal ini juga turut menurunkan defisit modal kerja bersih yang sebelumnya US$ 1,92 miliar menjadi defisit US$ 177,4 juta saja.

Berkah harga batu bara yang terbang tinggi juga membuat kinerja keuangan BUMI moncer. Asal tahu saja, BUMI sukses mengerek labanya sampai ribuan persen di semester I-2022. Laba bersih BUMI melonjak sampai 87,3x.

Hal tersebut membuat harga saham BUMI terbang sampai 210% sepanjang tahun ini. Harga saham BUMI pun tak lagi "nyender" di level gocap alias Rp 50/unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batu Bara Lagi Hot, Saham BUMI Sudah Terbang 200% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular