Nggak Kuat Nanjak Lagi, Perak Tergelincir Nyaris 1%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 13/09/2022 11:30 WIB
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia tergelincir siang ini setelah melonjak 5% lebih pada perdagangan kemarin.

Pada Selasa (13/9/2022) pukul 11.00 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$19,59 per ons, turun 0,93% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Perak diuntungkan dari melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat yang turun dari puncak tertinggi dalam 20 tahun di 110. Dollar index (yang mengukur Greenback dibandingkan dengan enam mata uang utama) saat ini berada di 108,23.

Dolar yang melemah membuat perak yang dibanderol dengan Greenback menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Di sisi lain investor menunggu data inflasi. Data Indeks Harga Konsumen AS, yang akan dirilis pada hari Selasa, diharapkan akan melandai pada Agustus dengan inflasi sebesar 8,1% year-on-year/yoy, dibandingkan dengan 8,5% yoy pada Juli.

Meskipun melandai tingkat inflasi AS masih tinggi dan membuat para investor membeli logam mulia seperti perak untuk dijadikan lindung nilai atau hedging.

Hal ini yang kemudian mampu mengerek harga perak dunia menguat 5,33% pada perdagangan kemarin (12/9/2022). Sekaligus mencatatkan kenaikan selama empat hari beruntun dan menguat 9,57% selama reli.

Namun, adanya aksi ambil untung setelah kenaikan yang signifikan membuat harga perak melandai. Selain itu investor pun menanti kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed yang akan diumumkan pada pertemuan 20-21 September.

Saat ini, para pelaku pasar melihat suku bunga akan naik 75 basis poin (bp) pada pertemuan The Fed pada 21 September nanti. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp adalah 92,0%.

Kenaikan suku bunga berpotensi membebani perak yang tidak memberikan imbal hasil sehingga tidak dilirik oleh investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)