RI 'Kekeringan' Dolar AS

Ekspor CPO & Batu Bara Rp717 T, Dolarnya Hilang Kemana?

Maesaroh, CNBC Indonesia
12 September 2022 14:55
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Mengutip data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit valas tumbuh 16,82% dan dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas)nya 5,8%. Selisih kredit dan DPK yang jauh ini membuat persaingan mendapatkan pasokan dolar terancam.
Terlebih, ada kebutuhan pemerintah untuk membayar utang jatuh tempo sebesar Rp 443,8 triliun pada 2022 termasuk dalam bentuk valas.

Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas, Aviliani menuturkan likuiditas dolar yang seret dipicu setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga.

Di sisi lain, BI lambat meresponsnya dengan penyesuaian di dalam negeri. Efeknya, modal di dalam negeri terbang keluar negeri (capital outflow). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bahkan masih mempertahankan tingkat suku bunga valas di 0,25% untuk periode 28 Mei-30 September.

"Investor mencari suku bunga mana yang baik buat mereka sehingga sekarang terjadi apa namanya perebutan, dana investor di seluruh dunia saling menaikkan suku bunga sehingga harus diakui banyak capital outflow saat itu," ujar Aviliani dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (9/9/2022).

Sumber CNBC Indonesia yang dekat dengan pencatatan lalu lintas DHE mengatakan eksportir Indonesia patuh mencatatkan DHE mereka. Namun, DHE hanya bertahan sehari di bank lokal untuk kemudian dibawa ke luar negeri kembali.

"Sebagian besar eksportir sawit devisa nya di kelola di luar negeri terutama Singapore sebagai basis treasury mereka, karena juga head office nya di Singapore meski menanam sawit di Sumatera," tutur sumber tersebut.

Menurutnya perlu penegasan denda agar DHE lebih bertahan lama di Indonesia. Namun, denda harus diberlakukan hati-hati agar tidak sampai menyurutkan minat ekspor. Dia juga mengusulkan agar data DHE dilaporkan secara transparan ke publik sehingga tingkat kepatuhan meningkat.

"Yang penting mungkin perlu diungkap ke publik secara transparan tingkat kepatuhan semua korporasi eksportir," imbuhnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular