Top Gainers-Losers

Gokil! COAL Tercuan Lagi, Tapi INCF Malah Paling Anjlok

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 September 2022 06:35
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif pada perdagangan Kamis (8/9/2022) kemarin, di tengah cerahnya bursa saham global.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,63% ke posisi 7.232,02. IHSG berhasil kembali menyentuh zona psikologisnya di 7.200 kemarin.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,26% di posisi 7.205,58. Sepanjang perdagangan, IHSG konsisten bergerak di zona hijau di rentang 7.204-7.270.

Namun menjelang akhir perdagangan sesi II kemarin, penguatan IHSG cenderung terpangkas. Padahal pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG sempat melesat 1,04%.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 16 triliun dengan melibatkan 42 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 276 saham menguat, 240 saham melemah, dan 182 saham lainnya stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,06 triliun di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG ditutup menghijau, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten batu bara yang juga pendatang baru, yakni PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) kembali memimpin jajaran top gainers pada perdagangan kemarin. Saham COAL ditutup meroket 34,81% ke posisi Rp 182/saham.

Bahkan, saham COAL kembali menyentuh level auto reject atas (ARA) di perdagangan hari keduanya, sehingga saham COAL sudah menyentuh ARA dalam dua hari terakhir.

Nilai transaksi saham COAL pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 3,49 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 19,18 juta lembar saham. Namun, investor asing kembali melepas saham COAL sebesar Rp 455.000 di pasar reguler.

Artinya, investor yang memegang saham COAL sejak IPO sudah mengantongi unrealized profit (apabila belum dijual dan masih hold) sebesar 82% dalam dua hari saja. Saham COAL ditawarkan di harga Rp 100/unit saat IPO dengan menggandeng penjamin emisi PT Surya Fajar Sekuritas.

Berdasarkan keterangan BEI, pencatatan saham COAL dilakukan di Papan Pengembangan BEI. COAL akan menjadi perusahaan tercatat ke-44 yang tercatat di BEI pada tahun 2022.

COAL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.

Direktur Utama COAL, Donny Janson Manua mengatakan batu bara yang dihasilkan perseroan memiliki kualitas batu bara yang tinggi yakni GAR 5.500 yang memiliki pangsa yang sangat luas, ekspor dan domestik.

"Perseroan didirikan pada 27 Maret 2017. Dengan IPO ini diharapkan perusahaan akan berkembang lebih besar dan jadi salah satu perusahaan pertambangan terbaik di kelasnya," ujarnya saat pencatatan saham COAL di BEI secara virtual, Rabu (7/9/2022) lalu.

Perseroan melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1.250.000.000 saham atas nama atau 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.

Dengan harga IPO, maka Perseroan memperoleh dana hasil Penawaran Umum sebesar Rp 125 miliar.

Seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Perseroan sekitar Rp 40 miliar akan disalurkan kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama ("DMP") yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal DMP.

Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.

Selain saham COAL, terdapat pula saham emiten properti yakni PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM), yang harganya melejit 23,77% ke posisi Rp 302/saham.

Nilai transaksi saham SMDM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 34 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 118,43 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham SMDM sebesar Rp 19,91 juta di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 1 September hingga kemarin, saham SMDM tercatat 3 kali menguat dan 3 kali melemah. Dengan ini, maka saham SMDM mencatatkan kenaikan mencapai 53,3% dalam sepekan terakhir dan 56,48% dalam sebulan terakhir.

Dari kinerja keuangannya, sepanjang semester I-2022, SMDM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 83,42 miliar, naik 99% dari Rp 41,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa SMDM optimis bisa mengejar pertumbuhan penjualan dengan menggarap proyek yang sedang berjalan di mana emiten yang bergerak di sektor properti ini sedang fokus mengembangkan 3 kawasan.

Ketiga proyek utama ini meliputi Rancamaya Golf Estate, Royal Tajur dan Harvest City. Dari ketiga kawasan tersebut, SMDM menggarap proyek Kingsville kluster Amadeus Tahap 3, Ruko Kingshop tahap 2 di Rancamaya Golf Estate, Sakura Indica di Harvest City, serta low rise apartemen Royal Height tower B di Royal Tajur.

Guna menopang kinerja bisnis dan keberlanjutan usahanya, SMDM memiliki cadangan lahan (land bank) yang cukup luas. Land bank SMDM tersebar di proyek Rancamaya Golf Estate dengan luas 240 hektare (ha), Royal Tajur seluas 31 ha, serta Harvest City dengan luas 660 ha.

Land bank tersebut akan dikembangkan bertahap dengan pembukaan kluster-kluster baru yang fokus pengembangannya di arahkan keĀ housing (landed). Untuk proyek Harvest City, SMDM akan memperbanyak komersial area seperti kafe, restoran, supermarket bahan bangunan, dan berbagai jenis bangunan lainnya.

Pada tahun ini, SMDM menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 100 miliar. Capex tersebut akan dialokasikan untuk pembelian lahan mentah dan pematangan lahan di sekitar proyek existing, serta perbaikan beberapa kamar dan fasilitas R-Hotel Rancamaya.

Saat IHSG menguat kembali, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet yakni PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham INCF ditutup ambles 6,98% ke posisi Rp 80/saham

Nilai transaksi saham INCF pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,79 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 34,46 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham INCF hanya sebesar Rp 48.000 di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 1 September hingga kemarin, saham INCF mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, melemah sebanyak 2 kali, dan sekali stagnan.

Dalam sepekan terakhir, saham INCF terpantau masih melesat 19,4% dan dalam sebulan terakhir, saham INCF juga masih melejit 60%.

Belum diketahui terkait penurunan saham INCF. Tetapi, saham yang dimiliki secara tidak langsung oleh Sujaka Lays yang juga menjabat sebagai direktur utama INCF berbanding terbalik dengan saham COAL yang juga dimiliki oleh Sujaka Lays.

Sujaka bukan merupakan nama asing di pasar modal. Saat ini dia tercatat sebagai direktur utama dan pengendali tidak langsung dari Indo Komoditi Korpora (INCF), emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet dan perdagangan dan sebelumnya bernama PT Amstelco Indonesia.

Dari sisi kinerja keuangan, INCF mencetak pendapatan bersih senilai Rp 84,41 miliar di semester I-2022. Realisasi itu lebih rendah 6,14% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 89,94 miliar.

Berkat sejumlah beban yang menyusut, rugi bersih INCF pun terpangkas 81,89% menjadi Rp 294,01 juta, dari sebelumnya Rp 1,62 miliar.

Selain saham INCF, terdapat pula saham emiten produsen kaleng kemas yang kini menjadi emiten properti yakni PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), yang harga sahamnya ambrol 6,88% ke posisi Rp 1.625/saham.

Nilai transaksi saham PANI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 30,3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 18,58 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham PANI sebesar Rp 334,56 juta di pasar reguler.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022, PANI berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 951,38 juta naik 18,4% dari Rp 803,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk diketahui, saham PANI sudah membentuk uptrend sejak awal Juli lalu, menyusul aksi korporasi berupa right issue yang dilakukan oleh perusahaan.

Namun pada perdagangan kemarin, sepertinya investor memilih untuk melakukan aksi profit taking saham PANI dan menyebabkan sahamnya ambrol nyaris 7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular