Top Gainers-Losers

Gokil! COAL Tercuan Lagi, Tapi INCF Malah Paling Anjlok

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 September 2022 06:35
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Saat IHSG menguat kembali, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet yakni PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham INCF ditutup ambles 6,98% ke posisi Rp 80/saham

Nilai transaksi saham INCF pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,79 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 34,46 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham INCF hanya sebesar Rp 48.000 di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 1 September hingga kemarin, saham INCF mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, melemah sebanyak 2 kali, dan sekali stagnan.

Dalam sepekan terakhir, saham INCF terpantau masih melesat 19,4% dan dalam sebulan terakhir, saham INCF juga masih melejit 60%.

Belum diketahui terkait penurunan saham INCF. Tetapi, saham yang dimiliki secara tidak langsung oleh Sujaka Lays yang juga menjabat sebagai direktur utama INCF berbanding terbalik dengan saham COAL yang juga dimiliki oleh Sujaka Lays.

Sujaka bukan merupakan nama asing di pasar modal. Saat ini dia tercatat sebagai direktur utama dan pengendali tidak langsung dari Indo Komoditi Korpora (INCF), emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet dan perdagangan dan sebelumnya bernama PT Amstelco Indonesia.

Dari sisi kinerja keuangan, INCF mencetak pendapatan bersih senilai Rp 84,41 miliar di semester I-2022. Realisasi itu lebih rendah 6,14% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 89,94 miliar.

Berkat sejumlah beban yang menyusut, rugi bersih INCF pun terpangkas 81,89% menjadi Rp 294,01 juta, dari sebelumnya Rp 1,62 miliar.

Selain saham INCF, terdapat pula saham emiten produsen kaleng kemas yang kini menjadi emiten properti yakni PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), yang harga sahamnya ambrol 6,88% ke posisi Rp 1.625/saham.

Nilai transaksi saham PANI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 30,3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 18,58 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham PANI sebesar Rp 334,56 juta di pasar reguler.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022, PANI berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 951,38 juta naik 18,4% dari Rp 803,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk diketahui, saham PANI sudah membentuk uptrend sejak awal Juli lalu, menyusul aksi korporasi berupa right issue yang dilakukan oleh perusahaan.

Namun pada perdagangan kemarin, sepertinya investor memilih untuk melakukan aksi profit taking saham PANI dan menyebabkan sahamnya ambrol nyaris 7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular