
Baru Listing COAL Sudah Tercuan, KEEN Paling Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (7/9/2022) kemarin, di tengah banyaknya sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,64% ke posisi 7.186,76. IHSG kembali gagal mempertahankan zona psikologisnya di 7.200 dalam waktu yang lama.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah 0,32% di posisi 7.210,28. Setelah beberapa menit dibuka, IHSG sempat menyentuh zona hijau tipis. Tetapi tidak beberapa lama, IHSG kembali terkoreksi hingga akhir perdagangan kemarin.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 36 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 200 saham menguat, 329 saham melemah, dan 169 saham lainnya stagnan.
Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp 671,92 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 543,17 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 128,75 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Saat IHSG ditutup melemah, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Saham emiten pendatang baru, yakni PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) memimpin jajaran top gainers pada perdagangan kemarin. Saham COAL pun berhasil mencatatkan kinerja yang signifikan pada debut perdagangannya di bursa kemarin.
Saham COAL ditutup meroket 35% ke posisi Rp 135/saham. Saham COAL langsung menyentuh level auto reject atas (ARA).
Nilai transaksi saham COAL pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 1,4 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 10,37 juta lembar saham. Namun, di debut perdananya, investor asing melepas saham COAL sebesar Rp 769.500 di pasar reguler.
Berdasarkan keterangan BEI, pencatatan saham COAL dilakukan di Papan Pengembangan BEI. COAL akan menjadi perusahaan tercatat ke-44 yang tercatat di BEI pada tahun 2022.
COAL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.
Direktur Utama COAL Donny Janson Manua mengatakan batu bara yang dihasilkan perseroan memiliki kualitas batu bara yang tinggi yakni GAR 5.500 yang memiliki pangsa yang sangat luas, ekspor dan domestik.
"Perseroan didirikan pada 27 Maret 2017. Dengan IPO ini diharapkan perusahaan akan berkembang lebih besar dan jadi salah satu perusahaan pertambangan terbaik di kelasnya," ujarnya saat pencatatan saham COAL di BEI secara virtual, Rabu (7/9/2022).
Perseroan melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1.250.000.000 saham atas nama atau 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.
Harga saham perdana yang ditawarkan adalah sebesar Rp 100 per saham sehingga Perseroan memperoleh dana hasil Penawaran Umum sebesar Rp 125 miliar.
Seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Perseroan sekitar Rp 40 miliar akan disalurkan kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama ("DMP") yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal DMP.
Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.
Selain saham baru COAL, terdapat pula saham emiten produsen bahan aditif untuk aktivitas pengeboran yakni PT OBM Drilchem Tbk (OBMD), yang harga sahamnya melejit 25,93% ke posisi Rp 238/saham.
Nilai transaksi saham OBMD pada perdagangan kemarin mencapai Rp 42,71 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 191,26 juta lembar saham. Seperti di saham COAL, asing juga melepas saham OBMD sebesar Rp 82,28 juta di pasar reguler.
Jika melihat data perdagangan, sejak 29 Agustus hingga kemarin, saham OBMD mencatatkan penguatan sebanyak 5 kali dan melemah sebanyak 3 kali.
Dengan ini, maka saham OBMD telah melesat hingga 51,59% dalam sepekan terakhir dan melejit 67,61% dalam sebulan terakhir.
Jika menilik laporan kinerja keuangannya, OBMD berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 13,23 miliar sepanjang semester I-2022. Sementara pendapatan OBMD mencapai Rp 55,11 miliar atau naik 83,9% dari Rp 29,97 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Merujuk pada laporan keuangan yang diterbitkan di BEI, penjualan OBMD terdiri dari pasar ekspor dan pasar lokal. Maka dari itu, tren kenaikan harga komoditas termasuk minyak bumi dan gas (migas) berpeluang mendorong performa OBMD.
Sebagai informasi, OBMD merupakan produsen bahan aditif untuk aktivitas pengeboran yang telah mengantongi sejumlah kontrak dengan perusahaan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa perseroan terus menjalankan strategi untuk memperluas kerja sama dengan distributor di luar negeri.
Dengan kondisi likuiditas yang baik, perseroan juga mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 3,8 miliar pada 2022. Belanja modal tersebut digunakan untuk pembelian gudang di Balikpapan dan pembelian spare part mesin.