
Emiten Batu Bara Pendatang Baru, COAL Langsung ARA Loncat 35%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara pendatang baru, PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), mencatatkan kinerja yang signifikan pada debut perdagangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu (7/9/2022).
Saham COAL terpantau langsung terbang 35% ke level tertingginya di Rp 135 per unit pada awal perdagangan. Saham COAL langsung menyentuh level auto reject atas (ARA).
Berdasarkan keterangan BEI, pencatatan saham COAL dilakukan di Papan Pengembangan BEI. COAL akan menjadi perusahaan tercatat ke-44 yang tercatat di BEI pada tahun 2022.
COAL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.
Direktur Utama COAL Donny Janson Manua mengatakan batu bara yang dihasilkan perseroan memiliki kualitas batu bara yang tinggi yakni GAR 5.500 yang memiliki pangsa yang sangat luas, ekspor dan domestik.
"Perseroan didirikan pada 27 Maret 2017. Dengan IPO ini diharapkan perusahaan akan berkembang lebih besar dan jadi salah satu perusahaan pertambangan terbaik di kelasnya," ujarnya saat pencatatan saham COAL di BEI secara virtual, Rabu (7/9/2022).
PT Black Diamond Resources, Tbk ("Perseroan") adalah perusahaan yang bergerak di bidang Pertambangan Batu bara melalui Entitas Anak. Hari ini Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham "COAL".
Perseroan melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1.250.000.000 saham atas nama atau 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.
Harga saham perdana yang ditawarkan adalah sebesar Rp 100 per saham sehingga Perseroan memperoleh dana hasil Penawaran Umum sebesar Rp 125 miliar.
Seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Perseroan sekitar Rp 40 miliar akan disalurkan kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama ("DMP") yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal DMP.
Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.
Setelah pelaksanaan Penawaran Umum, komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi sebesar 42,00% dimiliki oleh Sujaka Lays, 24,00% dimiliki PT Esa Gemilang, Arie Rinaldi 6,00%, PT Alam Tulus Abadi 4,00%, Herry Sen 4,00% dan 20% dimiliki Masyarakat.
Perseroan menunjuk PT Surya Fajar Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk membantu pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.
Selama masa Penawaran Umum yang berlangsung dari tanggal 01, 02 dan 05 September 2022, Perseroan mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sekitar 23,58 kali atas saham yang ditawarkan, yang mana penyebaran pembeli saham tersebar pada 35 provinsi di seluruh Indonesia dan 16 negara di dunia.
Adanya kelebihan permintaan ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor ritel dan non ritel terhadap kondisi Perseroan serta keyakinan atas potensi pertumbuhan Perseroan di masa mendatang.
PT Black Diamond Resources Tbk yang didirikan pada tanggal 27 Maret 2017, saat ini memiliki kegiatan usaha pertambangan batu bara melalui Entitas Anak yang berproduksi di Kalimantan Tengah dengan luas wilayah IUP sebesar 4.883 ha.
Batu bara yang dihasilkan oleh Black Diamond adalah batu bara dengan kualitas tinggi GAR 5.500, yang memiliki pangsa yang sangat luas untuk ekspor dan domestik. Kegiatan Black Diamond ini didukung oleh proses yang terintegrasi dari tambang sampai ke stockpile pelabuhan transhipment.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Black Diamond Tawarkan Harga IPO Rp 100/Saham, Minat Beli?