Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Jumat (2/9/2022), pasca Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis data inflasi Indonesia periode Agustus 2022 yang mulai melandai.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,34% ke posisi 7.177,18. IHSG bahkan sempat menyentuh zona psikologis di 7.200.
Lalu bagaimana IHSG memasuki pekan kedua September, apakah akan ceria? Yuk simak kabar emiten berikut ini sebelum memulai perdagangan Senin (5/9/2022):
1. Ada Jhonlin di Balik Lonjakan Laba Bumi Resources 8.771%!
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan laba bersih US$ 167,67 juta atau setara Rp 2,5 triliun semester pertama tahun ini. Perolehan ini melesat 8.771% secara tahunan dari sebelumnya US$ 1,89 juta.
Lonjakan eksponensial itu tak lepas dari kenaikan harga komoditas batu bara yang turut mengerek pendapatan emiten batu bara milik Grup Bakrie tersebut. Nah, di balik kenaikan ini, ada andil Jhonlin Group.
Dari laporan keuangan BUMI terungkap, Jhonlin Group merupakan salah satu pelanggan BUMI. Jhonlin bahkan menjadi pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% pendapatan BUMI bersama dua perusahaan lainnya.
Keduanya adalah Rwood Resources dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang berkontribusi masing-masing US$ 275,27 juta dan US$ 189,09 juta dari pendapatan BUMI. Sedang kontribusi Jhonlin sebesar US$ 186,99 juta untuk pendapatan BUMI.
Pada semester I-2022, pendapatan BUMI konsilidasi BUMI tercatat senilai US$ 3,8 miliar, meningkat 66% dibandingkan periode sebelumnya US$ 2,3 miliar.
Peningkatan harga batu bara dunia memberikan dampak positif, meski produksi mengalami gangguan. Perusahaan mencatat harga freight on board (FOB) batu bara rata-rata US$ 108 per ton, melesat 92% dibandingkan harga sebelumnya US$ 56,2 per ton.
Hingga akhir tahun perusahaan masih optimistis bisa memproduksi 78-83 juta ton batu bara, dengan harga rata-rata yang terus meningkat. Dileep menyebutkan proyeksi harga rata-rata batu bara hingga akhir tahun di kisaran US$ 120-125 per ton.
2. Jumlah Saham IPO Black Diamond Dipangkas, Ada Apa Nih?
Aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO) PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) mengalami perubahan dari rencana semula.
Perubahan tersebut terjadi pada jumlah saham yang diterbitkan. Mengacu pada rencana awal, COAL akan menerbitkan 1,75 miliar saham di harga Rp 100-130 per saham.
Namun berdasarkan prospektus terbaru perseroan, COAL hanya akan menerbitkan sebanyak 1,25 miliar saham di harga Rp 100.sehingga nilai transaksinya mencapai Rp 125 miliar. Masa penawaran umum akan diselenggarakan pada 1-5 September 2022 dengan tanggal pencatatan (listing) di Bursa pada 7 September 2022.
Perusahaan tambang batu bara itu akan menggunakan Rp 40 miliar untuk kucuran kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama (DMP) dan digunakan untuk keperluan belanja modal. Sedangkan, sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.
Perseroan merencanakan alokasi pembayaran dividen kas tahunan sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih Perseroan setelah pajak.
Pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun, atau jumlah lain yang diusulkan oleh pemegang saham Perseroan dan disetujui dalam RUPST, dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan dan keberlangsungan usaha Perseroan.
COAL adalah perusahaan induk atas perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) produksi batu bara, yang melakukan aktivitas penambangan di area Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
3. Pasca Beli Petrosea dari Indika, Begini Rencana Romo Nitiyudo
Presiden Komisaris PT Petrosea Tbk (PTRO) yang baru, Haji Romo Nitiyudo Wachjo mengatakan pasca mengambil alih Petrosea dari PT Indika Energy Tbk (INDY), pihaknya berencana memiliki tambang batu bara, tidak hanya sekedar menjadi kontraktor tambang.
"Kita harus memiliki tambang, sekarang cuma kontraktor, sudah melihat beberapa tambang yang mau diambil alih. Lalu mau kerja sama dengan NHM untuk pengolahan tailing dan emas, Petrosea akan masuk ke emas. Sudah tiga bulan bergerak," ujarnya ketika ditemui usai RUPS LB, Jumat (2/9/2022).
Dia menegaskan Petrosea akan ekspansi dari kontraktor tambang menjadi mine owner, sehingga Petrosea akan lebih selektif dalam memilih klien untuk kontrak jasa pertambangan.
"Visi misinya mulai berubah, mulai ke memiliki tambang. Cuma sama Kideco harus tetap loyal, dan harus bantu agar lebih sukses juga," jelasnya.
Sedangkan untuk transisi ke tambang emas, dirinya mengatakan optimis Petrosea sudah menghasilkan 100 kg emas dalam sebulan.
Selain itu, Haji Romo Nitiyudo Wachjo juga mengatakan pihaknya akan lebih memperhatikan kesejahteraan para karyawan, selain berupaya meningkatkan EBITDA dan keuntungan perusahaan.
4. Jual BPFI ke Perusahaan Korea, BPII Cuan Rp 1 T Lebih
PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) menyampaikan bahwa pada 31 Agustus 2022, pihaknya selaku salah satu penjual dan Woori Card Co., Ltd selaku pihak pembeli, telah melakukan crossing di bursa atau pengalihan hak kepemilikan atas 1,66 miliar lembar saham atau 62,04% dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor dalam PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI).
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (2/9/2022), transaksi penjualan tersebut dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebanyak 1,36 miliar saham dengan harga Rp 655 per saham dan sebanyak 297,46 juta saham dengan harga Rp 654 per saham.
Adapun nilai keseluruhan transaksi penjualan atas saham yang dijual adalah Rp 1,09 triliun.
Woori Card Co., Ltd, sendiri merupakan perusahaan yang didirikan dan tunduk berdasarkan Hukum Negara Republik Korea, beralamat terdaftar di 50, Jong-ro 1-gil, Jongno-gu, Seoul, Republik Korea.
"Perseroan dan Woori Card Co., Ltd tidak memiliki hubungan afiliasi sebagaimana diatur menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal," tulis manajemen BPII.
5. Vaksin Indovac, Erick: Kebangkitan RI dari Pandemi Covid-19
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi keberhasilan PT Bio Farma (Persero) mengembangkan vaksin Covid-19. Erick meminta Bio Farma untuk mendaftarkan nama vaksin Indovac ke Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.
"Atas arahan Presiden, Bapak Joko Widodo, PT Bio Farma berhasil mengembangkan vaksin Covid-19 dalam negeri. Sebagai BUMN yang begerak di bidang farmasi, PT Bio Farma bekerjasama dengan Baylor College of Medicine telah menghasilkan capaian yang luar biasa. Perusahaan milik negara ini menunjukkan karya membanggakan yang akan mendukung kesehatan dan kebangkitan seluruh rakyat Indonesia dari pandemi Covid-19," ujarnya, Kamis (1/9/2022).
Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo telah menyebutkan Indovac sebagai nama untuk vaksin buatan BUMN PT Bio Farma. Pengembangan Vaksin Covid-19 BUMN dari hulu-hilir dilakukan di Indonesia oleh Bio Farma, mulai dari adaptasi teknologi seperti subunit berbasis rekombinan protein vaksin SARS-CoV- 2 dan rekombinan SARS-CoV-2 receptor binding domain (RBD), uji klinis hingga proses produksi dan pengemasan.
Sementara Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat menyediakan seed (benih vaksin) untuk pengembangan vaksin. Hal ini yang membedakan vaksin Covid-19 BUMN produksi Bio Farma dengan vaksin Covid-19 lainnya karena dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir oleh anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hampir mencapai 80%.
Berdasarkan pernyataan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR, Selasa (30 Agustus 2022), izin edar untuk penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin Covid-19 BUMN akan dikeluarkan pada pertengahan September 2022.
6. Booming Batu Bara, Laba GEMS Loncat 134% Jadi Rp 5 T
Emiten batu bara Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 335,92 juta pada semester pertama 2022.
Angka tersebut setara sekitar Rp 5 triliun (asumsi kurs Rp 14.884/US$). Capaian tersebut meroket sebesar 134,13% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 143,47 juta.
Sementara laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami kenaikan menjadi US$ 0,05711 dari tahun 2021 pada periode yang sama sebesar US$ 0,02439.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Jumat (2/9/2022), kenaikan laba yang tumbuh positif tersebut didorong oleh pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang naik sebesar 82% menjadi US$ 1,33 miliar dari tahun 2021 lalu yang sebesar US$ 733,59 juta.
7. Bocoran! PalmCo IPO Rp 10 T, Bakal Bikin Minyak Goreng Murah
PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) akan merencanakan PalmCo untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
Sehingga, saat harga minyak kelapa sawit mengalami fluktuasi di pasar global, masyarakat Indonesia tetap mendapatkan minyak goreng dengan harga yang murah.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury menyebut, melalui PalmCo akan dibangun fasilitas produksi minyak goreng. Saat ini PTPN sedang melakukan konsolidasi seluruh perkebunan dan pabrik-pabrik yang ada.
"Kita akan bangun fasilitas produksi minyak goreng," kata Pahala kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/9/2022).
Dihubungi secara terpisah, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, setelah konsolidasi rampung PTPN juga akan mengantarkan PalmCo ke lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Harapannya, melalui pelepasan saham ke publik dapat meraup dana sebesar Rp 5 hingga 10 triliun. PTPN bahkan sudah menunjuk Mandiri Sekuritas dan McKinsey sebagai penasihat aksi korporasinya tersebut. Selanjutnya, dana hasil IPO tersebut akan dibangun pabrik-pabrik baru.
"Konsolidasi masih berlangsung," ucapnya kepada CNBC Indonesia.
Menurutnya, tujuan dari aksi korporasi tersebut bertujuan untuk menciptakan keseimbangan harga minyak goreng dalam negeri. Sehingga, saat harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) global berfluktuasi tidak berdampak pada harga dalam negeri.
"Itu untuk PalmCo. Saat ini, peran BUMN untuk minyak goreng kurang besar. Ini karena dia tidak mengelola minyak goreng dalam jumlah besar. Oleh karena itu juga dibuat sub-holding PalmCo. Ini tujuannya membuat pengadaan minyak goreng," ungkapnya.
8. 5 Emiten Ini Bisa Kena Delisting, Ada yang Suspensi 2 Tahun
Daftar emiten yang terancam kena 'gusur' dari bursa alias delisting semakin panjang saja. Tidak tanggung-tanggung kali ini langsung ada lima emiten yang terancam.
Kelima emiten itu yakni, PT Grand Kartech Tbk (KRAH), PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA), PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT), PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA), dan PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ).
Untuk KRAH, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan bahwa saham PT Grand Kartech Tbk (Perseroan) telah disuspensi di Pasar Reguler dan Tunai selama 24 bulan pada tanggal 31 Agustus 2022.
Sementara untuk NUSA, BEI menyampaikan bahwa saham PT Sinergi Megah Internusa Tbk (Perseroan) telah disuspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai selama 24 bulan pada tanggal 31 Agustus 2022.
Untuk saham MTRA, saham Perseroan telah disuspensi selama 24 bulan pada tanggal 31 Agustus 2022.
Dengan demikian, ketiganya sudah disuspensi selama dua tahun oleh BEI. Khusus untuk NUSA, Komisaris Utama perseroan adalah Benny Tjokrosaputro.
Berdasarkan keterbukaan informasi Perseroan dengan surat No. 003/DIR-SMI/VI/2020, Bapak Sihol Siagian diketahui telah mengundurkan diri selaku Komisaris Independen NUSA, yang efektif per tanggal 10 Juli 2020, namun belum memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Selain itu, berdasarkan keterbukaan informasi Perseroan melalui surat No.002/DIR-SMI/XII/2021-Rev, Bapak Herman Susanto juga telah mengundurkan diri selaku Direktur Keuangan NUSA, yang efektif per tanggal 23 Desember 2021, namun belum memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Sedangkan UNIT, sahamnya sudah disuspensi di Pasar Reguler dan Tunai selama 18 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 1 Maret 2023.
Terakhir, BEI juga telah mensuspensi saham FORZ di Pasar Reguler dan Tunai selama 12 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 30 Agustus 2023.
9. Aseana Resmi Caplok 62,33% Saham ABDA Senilai Rp 885,67 M
Aseana Insurance Pte Ltd resmi menjadi pengendali baru emiten asuransi umum PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) dengan menggelontorkan dana senilai US$ 59,5 juta.
Aseana mengambil alih saham milik MAPFRE Internacional SA sebanyak 386.924.893 saham pada 31 Agustus 2022. Itu sama saja dengan 62,33% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh ABDA.
Dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (2/9/2022), Aseana membeli saham ABDA dengan harga Rp 2.289 per saham dengan total harga pembelian saham sebesar Rp 885,67 miliar (asumsi kurs Rp 14.887/US$).
Sebelum menyelesaikan pembelian saham, Aseana sebelumnya sudah memiliki 154.273.041 saham di ABDA setara 24,85% dari seluruh saham yang dikeluarkan perseroan.
Sehingga, pasca transaksi ini, total kepemilikan Aseana di ABDA menjadi 541.197.934 saham setara 87,18% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan.
"Dengan demikian, Aseana telah secara efektif menjadi pengendali perseroan sebagaimana dimaksud dalam POJK No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka sejak tanggal penyelesaian," ungkap manajemen ABDA.
10. Private Placement Jumbo, Utang BUMI Langsung Lunas?
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana menggelar aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau dikenal private placement (PP) dalam jumlah jumbo untuk membayar utang.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan, BUMI berencana menerbitkan 200 miliar saham Seri C baru di harga Rp 120 dalam aksi korporasi tersebut.
Nilai pendanaan yang diperoleh mencapai Rp 24 triliun digunakan untuk melakukan penyelesaian kewajiban perseroan berupa pembayaran utang PKPU kepada kreditur PKPU.
Terkait siapa pemodal yang siap menyuntik dana ke BUMI, perseroan mengatakan bahwa pihak yang terafiliasi dari pemegang saham pengendali perseroan.
Adapun dampak dari adanya aksi PP tersebut akan memperkuat struktur permodalan perseroan dengan penurunan jumlah dan rasio utang.
Dengan asumsi kurs Rp 15.000/US$, maka BUMI mendapatkan dana senilai US$ 1,6 miliar. Dana dari PP akan menurunkan utang perseroan sebesar US$ 1,54 miliar sehingga jumlah kewajiban BUMI tersisa US$ 1,9 miliar.
Alhasil rasio pengungkit atau leverage ratio dari BUMI akan membaik dengan rasio debt to equity (DER) dari 4 kali menjadi 0,8 kali.
Dengan turunnya DER, maka rasio total kewajiban terhadap total aset juga turun dari 80,1% menjadi 45,1%. Sementara rasio lancar juga meningkat dari 33,99% sebelum PP menjadi 83,53%.
Penambahan modal ini juga turut menurunkan defisit modal kerja bersih yang sebelumnya US$ 1,92 miliar menjadi defisit US$ 177,4 juta saja.
Selain berdampak pada rasio keuangan perseroan, aksi PP ini juga mengakibatkan persentase kepemilikan saham seluruh investor akan terdilusi sampai dengan sebesar-besarnya 58,8%.
11. Aduh! Investor GoTo-Grab Ini Mau PHK 20% Karyawan
SoftBank Group Corp, yang merupakan investor GoTo dan Grab, berencana untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 20% karyawan di bagian investasi Vision Fund.
Menurut laporan Bloomberg, pengumuman PHK tersebut terjadi setelah Chief Executive Masayoshi Son berjanji untuk memotong biaya akibat rekor kerugian yang mencapai US$ 50 miliar di unit tersebut.
Grup konglomerat asal Jepang itu akan memangkas setidaknya 100 posisi dan diperkirakan akan mengumumkan pengurangan karyawan pada awal bulan ini, Bloomberg melaporkan, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Terkait kabar tersebut, pihak SoftBank pun buka suara. "Seperti yang dikatakan Masa pada pendapatan terbaru, kami sedang meninjau ukuran dan struktur organisasi. Namun, belum ada yang diputuskan." ujar seorang juru bicara SoftBank, dikutip dari Reuters, Minggu (4/9/2022)
Kabar ini tidak begitu mengejutkan, mengingat Son bulan lalu telah mengatakan dia akan memangkas karyawan Vision Fund dan mengurangi biaya di seluruh grup.
SoftBank juga diketahui memang telah mengurangi aktivitas investasi.
12. Asing Terus Kabur Tinggalkan Indonesia, Tembus Rp131 T
Investor asing masih keluar dari pasar obligasi dalam negeri alias outflow. Hal ini tidak lepas dari situasi global yang dibayangi dengan ketidakpastian tinggi.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Jumat (2/9/2022), dana yang keluar dari awal tahun sampai dengan 1 September 2022 (year to date/ytd) mencapai Rp 131, 96 triliun.
Sementara itu bila melihat data transaksi dalam seminggu terakhir, yaitu 29 Agustus - 1 September 2022, nonresiden di pasar obligasi terjadi aksi jual Rp4,49 triliun.
Yield surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun alami kenaikan ke level 7,14% pada 2 September, naik dari hari sebelumnya yang sebesar 7,12%. Kenaikan yield SBN sejalan dengan yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,253%.
Hal ini cukup berbeda dibandingkan dengan pasar saham. Dalam seminggu terakhir asing masuk Rp 1,50 triliun. Sejak awal tahun dana asing yang masuk mencapai Rp 66,06 triliun.
BI juga melaporkan premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 122,12 bps per 1 September 2022 dari 107,21 bps per 26 Agustus 2022. Nilai tukar rupiah bergerak melemah menuju level 14.895/US$ di pasar spot.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono.